33 : Chaotic

630 28 25
                                    


“Kamu ngomong apa tadi?”


“Ahh engga kok. Gak usah dipikirin.”

Mereka melanjutkan makan bersama. Hingga pukul 18.45 hujan reda. Bahkan Azizi sudah tertidur diruang tamu saat mereka menonton film bersama.

“Bil, boleh saya tanya sesuatu?”

Nabila menoleh kearah Arshaka, “Tanya aja.”

“Zaren kemana? Apa dia gak masalah saya disini?”

“Oh soal itu, sebenarnya Zaren gak disini ka...” kata Nabila menggantung kalimatnya, hal itu tentunya membuat Arshaka bingung.

“Terus?”

“Setelah tau aku Hamil, Zaren berubah ka. He became so rude to me.. dan waktu itu aku juga hampir kehilangan Zizi. Dia berubah banget karena masalah keluarganya, yang dialampiasin ke aku, bahkan dia juga konsumsi obat-obatan. Dan setelah kandunganku 8 bulan, dia ditangkap sama pihak kepolisian. Mamaku juga kasi tau ke polisi soal dugaan kekerasan rumah tangga. Dan sekarang, ya... Seperti yang kamu lihat sekarang. Aku balik ke sini, dan Zaren mendekam di penjara.”

“Zizi anaknya Zaren kan bil?” tanya Arshaka.

Nabila dengan pelan menggeleng. “Engga.”

“Jadi..?”

“Aku engga tau kamu percaya atau engga...”

“Azizi anak saya?” tanya Arshaka ragu. Tapi setelah Nabila mengangguk, pertahanan Arshaka runtuh.

Lelaki itu teringat dengan kejadian beberapa tahun lalu saat pernikahan Nabila dan Zaren. Nabila sempat turun dari panggung, dan menemui Arshaka. Dan pada saat itu setelah pertemuan, keduanya melakukan hubungan, tanpa pengetahuan siapapun.

Setelah hubungan itu, Nabila tidak membiarkan dirinya untuk disentuh oleh Zaren bahkan sedikitpun. Zaren yang saat itu menghargai keinginan Nabila pun menurut hingga akhirnya setelah tau mengenai kehamilan Nabila yang di usia 3 bulan, barulah Zaren memaksa istrinya itu untuk berhubungan.

“Bil, kenapa kamu baru bilang sekarang?”

“Aku mau ngasi tau, tapi setelah tau kamu mau menikah sama Kiara. Aku ngurungin niat. Aku gak mau ngehancurin pernikahan kalian.”

“Tapi kamu hancurin harapan saya Nabila.” kata Arshaka melemah. “Saya cuma mau bahagia sama kamu.”

“Ka, kita udah gak bisa. We each have our own lives.”

“Harusnya kamu ngadu aja ke saya, saya pasti akan memilih kalian waktu itu!”

“Eunghh...” karena obrolan Arshaka dan Nabila, Azizi merasa terganggu hingga membuatnya hampir terbangun dari tidur.

“Kamar Azizi di atas kan?”

“Iya.”

“Kamarnya pindahin didepan aja. Biar gak susah naik turun tangga. Saya takut dia jatuh.”

Nabila hanya mengangguk singkat. Arshaka lantas menggendong Azizi untuk menidurkannya dikamar.

* * *

(LC) : LOVEHOLICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang