Hembusan angin menyibak tirai, menyingkirkan selimut yang membungkus tubuh seorang pria berambut hitam panjang.
Ini pertama kalinya ia terlelap dalam tidur tanpa harus memikirkan junjungannya, terlihat seekor burung gagak hitam bertengger di jendela.
Di salah satu kaki burung gagak tersebut terdapat gulungan kertas kecil berisi pesan dari Arya Anggara.
Perlahan Mahesa membuka mata, ia terkejut karena terlalu lelap dalam tidur hingga tidak menyadari kehadiran burung gagak tersebut.
Perlahan Mahesa bangun dan meraih burung itu lalu melepaskan gulungan kecil yang terikat pada kaki gagak.
Ia membuka gulungan kertas itu kemudian menggulungnya kembali."Aku harus segera menyusul Pangeran Mahkota."
Mahesa merapikan diri lalu meninggalkan tempat tersebut.
Perguruan Silat Rajawali
Arsy tidak bisa tidur, ia gelisah memikirkan sang Suami. Tidur terpisah dari pria yang menikahinya itu membuat tidak nyaman.
Ingatan berputar pada sosok tampan berambut emas panjang, demi dirinya pria itu bertengkar dengan Ryu Shi, meski tidak sampai mengangkat senjata tajam tapi tetap ia merasa sangat bahagia.
"Man Yue."
Arsy mengerutkan kening mendengar nama itu, mereka seenaknya saja mengganti nama orang.
Arsy pura-pura tidak mendengar, ia terus menatap langit-langit kamar, tanpa terasa bibir tersenyum sendiri.
"Man Yue."
Arsy tidak tahan dengan orang-orang memanggil dirinya dengan nama itu, ia menoleh ke arah Xing Yue dan Lan Hua.
"Kenapa kalian selalu memanggil ku dengan nama itu? Panggil namaku Arsy."
"Tapi Master Shi Ying meminta kami semua memanggil mu dengan nama itu," balas Xing Yue menatap Arsy heran.
Arsy kembali memandang langit-langit kamar."Tapi aku tidak suka nama itu, aku lebih suka nama Arsy."
"Aku tahu, tapi semua murid di sini harus mengikuti aturan. Nama ku bukan Xing Yue tapi Gem Pa Ran." Xing Yue ikut memandang langit -langit kamar.
Arsy menoleh pada Xing Yue."Bukankah Xing Yue lebih bagus dari Gem Pa Ran. Gem Pa Ran kalau huruf An dihilangkan akan jadi Gem Par, bagaimana kalau ada orang memanggil mu dengan berteriak?"
Xing Yue menoleh pada Arsy jengkel."Bagus sekali kau mengolok namaku, setidaknya itu nama dari Ibuku."
Arsy tersenyum tipis, ia teringat akan Ezra, gadis itu selalu membuatnya bahagia seperti Xing Yue.
"Xing Yue terimakasih, nanti kalau aku sudah kembali ke istana, aku akan meminta pelayan untuk membuatkan makanan untuk mu. Kau juga boleh main ke Istana."
Xing Yue tersenyum, kekesalan dalam hati lenyap melihat sikap ramah dari Arsy.
"Terimakasih, Permaisuri. Sudah, sekarang kita harus segera tidur, besok adalah latihan kekuatan. Kita semua harus lari mengitari gunung."
Ha?
Arsy syok mengingat besok harus latihan lari mengitari gunung, jangankan harus mengitari gunung, lari 100 meter saja sudah seperti mau pingsan.
Semalaman tidak bisa tidur selain tidak nyaman dua malam tidur tanpa sang Suami, sekarang tidak bisa tidur karena terlalu memikirkan harus lari mengitari gunung.
Seluruh murid dari semua tingkatan berbaris rapi di halaman, mereka telah mengenakan seragam resmi biru putih dengan tanda berbeda di dada.
Arsy berdiri di barisan paling ujung serta paling belakang, kepala pusing dengan mata hampir terpejam akibat tidak tidur semalaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nirwana Menggapai Kebahagiaan Sejati
RomanceArsy seorang pelayan jatuh cinta pada pandangan pertama pada Zein Zulkarnain, seorang putra mahkota kerajaan Bintang Tenggara. Sayangnya pria bersurai kuning keemasan itu sangat sulit untuk didekati bahkan setiap kata yang keluar dari mulutnya hanyq...