Episode 42

112 49 147
                                    

Episode 42

Malam semakin larut, udara semakin dingin namun pertempuran antara Siluman Angin dan Zain bersama Mahesa semakin panas.

Siluman Angin tidak menyerah setelah serangannya ditangkis oleh Mahesa, ia menatap Mahesa sinis.

Sedangkan Yozora dan Ranzo mundur dari area pertarungan, meski begitu mereka tetap mengamati pertarungan antara siluman dan Zain.

“Zain Zulkarnain, ternyata rumor itu benar.” Siluman Angin itu menancapkan tombak neraka di depannya.

Zain sedikit mengerutkan kening tidak mengerti maksud ucapan Siluman Angin.

“Kekuatan mu mulai melemah…” Siluman Angin itu mengerlingkan mata, memainkan jemari dengan kuku hitam panjang miliknya.

“Kamu tidak pantas menjadi Raja Kerajaan Iblis.”

“Siapa yang ingin menjadi Raja Iblis? Aku tidak tertarik, karena aku akan menghancurkan kerajaan Iblis,” balas Zain heran dengan ucapan Siluman Angin.

“Bedebah! Kamu tidak tahu diuntung, Ratu kami sudah memberikan ampunan untuk mu karena kamu adalah Suami dari Putri Sisi.” Siluman Angin menghentakkan tongkat Neraka, ia murka dengan ucapan Zain.

“Tidak perlu banyak omong kosong, aku tidak ingat pernah menikah dengan Putri Iblis. Lebih baik sekarang kau pergi dari sini, atau …” Zain menggantungkan ucapannya.

“Atau apa?” Siluman Angin menatap Zain tanpa rasa takut, dirinya adalah petinggi kerajaan Iblis, manalah mungkin akan takut pada manusia.

“Atau aku akan melenyapkanmu.” Zain melanjutkan ucapannya.

Siluman Angin itu tersenyum remeh, dia sangat meragukan kemampuan sang Pangeran Mahkota Kerajaan Bintang.

“Pangeran Zain, berhentilah bermulut besar. Kau lebih tahu bagaimana kondisi tubuh mu sekarang, lebih baik kau ikut denganku ke kerajaan Iblis dan menjadi Raja.”

“Siluman Angin, bukankah kau sendiri meragukan kemampuan ku? Bagaimana mungkin kau menginginkan seorang Raja yang lemah?” balas Zain mengejek permintaan Siluman Angin.

“Brengsek! Aku sudah sangat sabar menghadapi mu, dasar manusia tidak tahu diuntung! Kalau bukan karena Ratu menginginkan nyawamu selamat, sekarang juga aku akan menghabisimu!” Siluman Angin tersulut emosi, ia sangat marah pada Zain namun tidak bisa melukai pria itu karena ancaman dari Ratu Iblis.

Zain mengepalkan tangan menahan amarah, ia sangat kesal dengan kondisi tubuh yang semakin lemah bahkan menggunakan padang Naga Langit saja sudah kelelahan dan menjadikan dirinya tidak mampu mengatasi siluman Angin.

“Yang Mulia, Anda harus bersabar,” bisik Mahesa khawatir kalau Zain akan termakan ucapan Siluman Angin dan memaksa menggunakan kekuatan internal.

“Baiklah, bukankah sekarang kau tidak bisa menghabisiku? Lebih baik sekarang kau pergi saja,” kata Zain berusaha tenang meskipun dalam dada bergemuruh.

Di sisi lain…

Gelisah dan cemas melanda Sang Permaisuri cantik Pangeran Mahkota.

“Pangeran ketujuh, kenapa Yang Mulia Pangeran Mahkota belum kembali? Mahesa juga belum kembali, apakah terjadi sesuatu pada mereka?”
Afzam menatap lurus jalan yang telah dilalui oleh Zain, tidak ada tanda-tanda bahwa pria berambut emas panjang itu akan kembali, mengingat kembali bahwa desa  Tou pecinta sesama jenis, kedua pria itu memiliki paras rupawan bagai dewa kayangan siapapun pasti tidak akan tahan untuk tidak menggoda.

“Kakak Ipar, biar saya menyusul mereka. Kakak Ipar tunggu di sini, saya akan segera kembali.”
Arsy mengangguk, ia membiarkan Afzam pergi tanpa berpikir banyak, hanya rasa khawatir pada sang Suami itulah yang ada dalam pikirannya sekarang.

Nirwana Menggapai Kebahagiaan Sejati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang