Episode 61

38 20 54
                                    

Perguruan Silat Rajawali

Burung Rajawali mendarat di halaman perguruan tersebut, terlihat banyak murid sedang berlatih di halaman samping dipimpin oleh seorang pria berambut merah panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Burung Rajawali mendarat di halaman perguruan tersebut, terlihat banyak murid sedang berlatih di halaman samping dipimpin oleh seorang pria berambut merah panjang.

Burung Rajawali mendarat di halaman perguruan tersebut, terlihat banyak murid sedang berlatih di halaman samping dipimpin oleh seorang pria berambut merah panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Zein melompat turun dari punggung burung Rajawali, mengulurkan tangan membantu sang Istri.

Arsy memperhatikan perguruan tersebut, tidak terlalu mewah namun cukup besar.

"Yang Mulia, apakah saya akan berlatih di sini?"

"Ya."

Zein meraih tangan Arsy, membawanya ke halaman samping menemui pria berambut merah panjang.

"Avei."

Pria bernama Avei itu mengalihkan perhatian pada Zein, ia memperhatikan pria itu mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"Rong Yao."

"Panggil namaku Zein." Zein tidak suka dirinya dipanggil dengan nama Rong Yao Zhi Guang.

"Terserah kau saja, ada apa Pangeran Mahkota datang kemari?" Avei berjalan ke arah meja kecil, di atas meja terdapat beberapa kue dan teh.

"Kemarilah."

Arsy menoleh pada sang Suami, ia penasaran dengan sosok pria berambut merah itu.

"Yang Mulia, siapa pria tadi?"

"Namanya Avei, dia adalah wakil ketua, setengah manusia setengah siluman rubah," jelas Zein.

"Apa?" Arsy syok mengetahui ternyata Avei bukan manusia biasa.

Zein berjalan menghampiri Avei, diikuti oleh Arsy di belakang pria itu.

"Kau datang ke sini bersama gadis cantik, apakah kau sudah melupakan ku?" Avei menuangkan teh ke dalam cangkir.

Zein duduk di kursi samping Avei dan Arsy duduk di samping Zein.

Avei menyerahkan cangkir berisi teh pada Zein."Ambillah, Sayang."

"Berhenti memanggilku seperti itu! Menjijikkan!" Zein menyambar cangkir berisi teh tersebut lalu meneguknya dengan sekali tegukan.

Avei terkekeh pelan."Rongyao, aku sudah bilang padamu, aku akan selalu menganggap mu Tuanku. Kau sudah merawat ku hingga lukaku sembuh, ya meski dulu kau pikir aku hanya rubah kecil yang imut."

Nirwana Menggapai Kebahagiaan Sejati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang