Episode 41

64 40 63
                                    

Episode 41
Berjalan di tengah gelapnya malam dengan tatapan memuja para kaum Adam tidak membuat seorang Zain Zulkarnain menyurutkan niat.

Iris safir itu memperhatikan sekitar tempat itu, berharap ada sebuah penginapan untuk dirinya dan keluarga.

Tak berselang lama, lima orang pemuda datang menghampiri, tatapan mereka penuh hasrat seakan melihat mangga muda.

Zain mencoba untuk tidak peduli pada para pemuda itu, ia terus berjalan namun langkahnya dihadang oleh 5 pemuda itu.

“Cantik, malam-malam seperti ini mau kemana?”

Seorang pria dengan wajah lancip menggoda pria berambut kuning keemasan panjang itu.

Zain menghentikan langkah kakinya lalu menatap dingin pria berwajah lancip itu.

“Ku pikir matamu masih bisa melihat, tapi sepertinya aku yang salah.”

Pria lancip bernama Yozora itu mengeraskan rahang mendengar penghinaan dari Zain, ia pun mendelik galak dan membentak Zain.

“Brengsek! Berani sekali kau menghinaku, apa kau tidak tahu siapa kami?!”

Zain membuang muka lalu berkata,”Siapa kalian? Sama sekali tidak penting, yang ku tahu kalian hanya manusia hina.”

“Sialan! Siapa yang kau sebut dengan manusia hina?! Aku sudah bersikap baik padamu, tapi sepertinya kau tidak bisa diperlakukan dengan baik,” balas Yozora dengan seringai di bibirnya.

Zain mengalihkan perhatian pada Yozora, mata safir itu mengamati ke 5 pria itu, ternyata rumor tentang penyuka sesama jenis di desa Tou itu benar.

“Zora, sepertinya si manis ini tidak bisa diperlakukan dengan baik. Lebih baik kita paksa, sayang sekali bukan melihat pria cantik dibiarkan begitu saja,” sahut seorang pria bernama Kiriko.

“Lakukanlah jika kalian bisa,” balas Zain sambil mengubah posisi berdiri dengan sikap waspada.

“Kamu benar, Kiriko. Lebih baik kita ajak pria cantik ini bersenang-senang bersama.” Yozora tersenyum mesum, perlahan ia berjalan mendekati Zain, kemudian mengulurkan tangan hendak menyentuh wajah rupawan sang Pangeran Mahkota Kerajaan Bintang.

Plak …

Zain menepis tangan Yozora sebelum tangan itu berhasil menyentuh wajahnya, tatapan safir itu semakin dingin dan tajam.

“Bukankah sudah kukatakan, aku tidak suka pada manusia menjijikkan seperti kalian.”

Yozora memegangi pergelangan tangan yang terasa panas akibat tepisan dari Zain, ia tidak menyangka kalau pria berambut emas panjang itu memiliki kekuatan.

“Cantik, ternyata kamu kuat juga. Kita lihat seberapa kuat dirimu.”

Yozora mengeluarkan sebuah cambuk, lalu menguraikan cambuk tersebut.

Zain memperhatikan cambuk di tangan Yozora, dahinya berkerut melihat cambuk legendaris di tangan Yozora.

“Cambuk penghancur jiwa.”

“Hahahaha…” Yozora tertawa laknat mendengar Zain mengetahui nama cambuk tersebut, cambuk penghancur jiwa adalah salah satu peninggalan dari Genzo Millenium Ring, yaitu pimpinan perguruan Rajawali.

“Apakah sekarang kamu takut?”

Zain tersenyum tipis mendengar pertanyaan Yozora.

“Rupanya kamu adalah Yozora Musashi, salah satu mantan murid perguruan Rajawali. Aku sungguh prihatin terhadap kondisi mu sekarang, bukankah kamu sangat cinta pada Ranzo?”

Nirwana Menggapai Kebahagiaan Sejati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang