Episode 35
Ezra menautkan kedua tangan, setelah upacara pernikahan antara Zain dan Arsy selesai, gadis itu duduk di dalam kamar tanpa berani keluar.Ingatan tentang perubahan warna mata Arsy tidak pernah hilang dalam kepala, selalu berputar bagaikan film, terlebih gigi taring sahabatnya itu tiba-tiba terlihat panjang saat sang Pangeran Mahkota tidak melihat.
"Kenapa Arsy sangat menakutkan?"
Di sisi lain, Zain menggendong Istrinya ke dalam kamar pribadi, ia meletakkan dengan lemah lembut gadis itu di atas ranjang miliknya.
Iris kecoklatan dan iris safir saling berpandangan, bibir ranum tersenyum dengan jantung berdebar.
"Yang Mulia, saya sudah siap."
Arsy mulai memejamkan mata berpikir bahwa sang Suami akan menciumnya lalu melakukan hubungan Suami dan Istri.
Zain duduk di samping tubuh pengantinnya itu, menatap sang Pengantin datar.
"Apa yang sedang kau lakukan?"
Pertanyaan Zain membuat Arsy terkesiap, ia langsung membuka kedua matanya dan menatap pria itu penuh tanda tanya.
"Yang Mulia…"
"Arsy, bukankah sebelum menikah aku sudah menjelaskan padamu. Pernikahan ini hanyalah sebuah kesepakatan belaka, bukan atas dasar cinta atau apapun. Sekarang kau sudah mendapatkan gelar Permaisuri Pangeran Mahkota, kau sudah mendapatkan kekuasaan. Aku harap kau tidak meminta hal yang lebih dari ku," balas Zain memperjelas.
Arsy menundukkan pandangan, ia tersenyum kecut mendengar ucapan sang Suami. Harusnya dia ingat dan sadar bahwa pria itu tidak pernah mencintai dirinya dan menikah hanya karena tidak ingin menikahi Nawang Wulan.
Zain merebahkan tubuh di samping Istri barunya, meski ia tahu perasaan kecewa dalam hati sang Istri tapi saat mengingat bahwa sekilas melihat taring pada gadis tersebut, rasa ragu untuk memberikan cinta datang memenuhi relung hati.
"Tidurlah."
Arsy menoleh sejenak pada sang Suami, rambut emas panjang itu tergerai menghiasi bantal, rasanya tangan itu gatal untuk menyentuhnya.
"Menjadi Istri seorang Pangeran dan mendapatkan gelar Permaisuri memang menyenangkan, tapi menjadi Istri dan dicintai oleh Suami itu jauh lebih menyenangkan…"
Perlahan gadis itu mengubah posisi tidurnya menjadi miring, mengangkat tangan meraih rambut emas panjang itu lalu memainkan beberapa helai rambutnya.
"Saya pikir saya bisa menerima kalau Yang Mulia tidak mencintai saya, tapi ternyata sekarang saya berharap akan mendapatkan cinta dari Yang Mulia dan perlakuan lembut dari Yang Mulia. Apakah suatu hari nanti saya bisa mendapatkan itu?"
Tidak ada jawaban bukan artinya Zain sudah tertidur, ia sendiri tidak tahu apakah mampu menerima perasaan gadis itu atau tidak, kekhawatiran dalam hati mengingat wajah yang sama dengan Istrinya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nirwana Menggapai Kebahagiaan Sejati
RomanceArsy seorang pelayan jatuh cinta pada pandangan pertama pada Zein Zulkarnain, seorang putra mahkota kerajaan Bintang Tenggara. Sayangnya pria bersurai kuning keemasan itu sangat sulit untuk didekati bahkan setiap kata yang keluar dari mulutnya hanyq...