Kedai Kopi Ruang Rasa

10 3 0
                                    

Music for this chapter: There She Goes - The La's

Introducing Kallias Raden, full-time barista at Kedai Kopi Ruang Rasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Introducing Kallias Raden, full-time barista at Kedai Kopi Ruang Rasa

Introducing Kallias Raden, full-time barista at Kedai Kopi Ruang Rasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

03. Kedai Kopi Ruang Rasa

Juni sedang menikmati sore yang tenang di balik meja kasir. Aroma kopi yang baru diseduh memenuhi Kedai Kopi Ruang Rasa miliknya, menciptakan suasana yang hangat dan mengundang. Pelanggan setianya sibuk dengan laptop atau buku mereka, menikmati minuman favorit di sudut-sudut ruangan.

"Sorry, ya, Kal. Tadi gue buat lo nunggu kelamaan."

Pemuda 25 tahun di sebelahnya tersenyum. "Lo ketiduran, ya?"

"Hmmm, gue kena musibah," ungkap Juni sambil membayangkan wajah Ha, sumber masalahnya sejak kemarin.

"Musibah?!" pekik Kallias. "Jelasin sama gue musibah apa, Jun?"

"Santai, santai! Lo gak perlu khawatir, gue bos lo di sini, harusnya gue yang khawatir sama lo," tutur Juni. "Sorry, sorry ... jadi bawa-bawa urusan rumah."

"Haha ... lo profesional amat, ya, kalau di tempat kerja."

"Haruslah. Urusan pribadi gak usah dibawa-bawa ke sini."

Kallias hanya terkekeh sambil mengangkat jempol.

"Meski kedai belum sepopuler brand kopi lain, gue tetap belajar yang namanya profesionalitas kerja di sini."

"Profesionalitas kerja, tapi bangun kesiangan, ya?" Kallias menggoda.

Juni hanya mendengus kesal kemudian pergi ke dapur.

Kallias Raden, lelaki yang sudah Juni kenal 2 tahun ini. Waktu awal Juni merintis kedainya, Kallias adalah pelamar kerja pertama yang menawarkan gaji seadanya padahal Juni belum siap rekrut karyawan.

"Saya gak masalah gak kamu gaji, asal punya kerja. Saya gak punya bakat yang hebat, bukan sarjana, saya cuman punya tekad buat kerja ... dan kalau saya diterima kerja di sini, saya pasti bekerja keras sampai kedai ini sukses." Begitu kalimat Kallias waktu mati-matian meminta Juni menerimanya bekerja.

FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang