I Was a Girl, He Was a Star

6 2 0
                                    

Music: Groupie - Cate

"Ada apa lo ke sini?" Juni bertanya waktu Ela selesai membantu menenangkan lebam di kaki gadis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada apa lo ke sini?" Juni bertanya waktu Ela selesai membantu menenangkan lebam di kaki gadis itu.

Ela lanjut memijat kaki kawannya tanpa suruhan sama sekali, air mukanya nampak sedih—sesuatu yang jarang Juni dapati. Jarang-jarang Ela bersedih karena penulis ini terlalu pandai menyembunyikan perasaannya. Ela terlalu sibuk tenggelam dalam penokohan karakter novelnya, self development karakter utamanya—tak pernah benar-benar merasa sedih apalagi galau karena urusan hatinya. Terakhir kali Ela sedih, hanya ketika gadis itu terkena writer's block, semacam penyakit para penulis novel di saat mereka merasa buntu dan tak tau mau melanjutkan ceritanya seperti apa.

"La? Lo lagi banyak pikiran?"

"Ki, membernya Alpha Echo keluar dari grup, Jun."

"I see."

"Gue gak peduli lo mau bilang gue lebay atau apa, tapi rasanya gue hampa, Jun. Kayak gue—"

"Ditinggalkan?" Juni menyela karena tampaknya ia mengerti perasaan Ela. "Tidak diinginkan lagi?"

Ela mengangguk, sorot matanya seperti kehilangan harapan. "Gue suka banget sama Ki, dia member favorit gue dan sekarang dia mutusin buat keluar. Gue bertanya-tanya gitu sebenarnya masalahnya apa sampai harus keluar dari band? Alpha Echo itu udah kayak harapan hidup buat gue. Kayak gue dipeluk sama lagu-lagu mereka, kayak dipeluk sama harapan dan sekarang mereka kayak lagi berkonflik."

"Kenapa lo tau mereka berkonflik?"

"Gue emang gak secara langsung kenal sama Alpha Echo, cuman semakin sering gue lihat mereka lewat layar hape gue ... hati gue merasa kenal mereka, Jun. Lo mungkin gak akan mengerti, tapi perasaan bahagia dan perasaan sedih akan idola lo, tuh, nyata adanya. Dan sekarang gue sedih dan patah ketika tau Ki keluar dari band dan gue juga bisa merasakan kesedihan member lain." Ela mengakhiri kalimatnya seraya mendesah kasar, menunduk dan mengusap wajahnya kasar.

Seseorang di balik jendela mengintip diam-diam, memperhatikan bagaimana Juni mengusap pelan pundak Ela.

"Mungkin Ki bakal solo karir, lo tetap bisa lihat dia."

Ela masih menunduk, menatap kosong pada lantai. "You know, everytime I listen to their music ... and I hear Ki's voice, I know he's on my side. Alunan musik, suaranya, permainan gitar milik dia, seolah berubah rupa jadi sosoknya nyata duduk di samping gue. Apa jadinya kalau Ki beneran berhenti dari dunia hiburan?"

"Then, you have to accept his decision, dong." Juni tersenyum simpul. "Menjadi penggemar artinya menjadi suporter. Termasuk support soal keputusan mereka. Benar gak?"

Ela berdecih kemudian terkekeh. "Sialan, bisa-bisanya kali ini lo yang lebih bijak."

Ha yang masih berdiri di teras rumah menyunggingkan senyumannya. Mendengar secara langsung betapa berartinya sosok Kian dan Alpha Echo membuatnya merasa bersalah kalau terus-terusan kabur. Namun, masalahnya belum selesai kalau harus kembali ke kehidupan nyatanya sekarang.

FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang