Music: Dream - Han Hee Jung
Juni punya ponsel butut yang layarnya sudah retak, sengaja gadis itu berikan waktu awal Ha tinggal dengannya. Waktu lelaki itu bertemu Jax dan Nero di apartemen mereka, Ha sengaja memberikan kontaknya untuk tetap terhubung satu sama lain. Ha yakin ayahnya atau pun Manajer Harris tak akan mengetahui hal ini, tetapi Ha salah besar.
"Kamu gak cuman mengecewakan ayah, Harris, atau pun agensi ... kamu mengecewakan fans kamu sendiri, Ha. Pulang. Berhenti jalani kehidupan pelarian kamu, kehidupan kamu akan selalu di sini, di mana banyak lampu tersorot cuman untuk kamu."
Itu yang Ha benci dari ayahnya. Abdar Ivalo hanya mementingkan lampu tersorot untuk putranya, tak peduli apa yang terjadi asal Ha selalu jadi yang paling dipandang dibandingkan yang lain.
"Apa yang terpenting cuman itu, Pa? Ha pulang, balik lagi ke grup terus Papa kembali punya kepuasan tersendiri?"
"Apa? Kamu ngomong apa? Jax, Nero dan Irvine ... mereka semua butuh kamu! Jangan egois dengan kabur kayak anak kecil! Kamu ini publik figur!"
Dulu, waktu Ha kecil, teman-temannya punya cita-cita menjadi polisi, dokter, guru, koki, dan damkar. Sementara Ha, dengan kepercayaan dirinya, ia berkata ingin menjadi penyanyi. Mimpinya terkesan biasa, sepele dan tak ada apa-apanya di mata kawan-kawannya, tetapi Ha selalu tau itu akan berarti sesuatu bagi seseorang. Namun, apa detik ini menjadi penyanyi masih menjadi mimpinya?
"Aku bakal pulang kalau memang kehidupan aku di sana, Pa," tutur Ha.
"Ma-maksudnya apa? Maksud kamu kehidupan kamu sekarang di sana? Mana impian kamu untuk jadi penyanyi terkenal? Mana? Kamu buang itu cuman karena Kian Asher kaluar dari grup?"
"Pa ... I want to be a good singer, yes, you're right. But, besides that, I also want to have a family. Dan aku kehilangan itu semenjak Ki keluar dan keberadaannya gak bisa aku ketahui. Alpha Echo is nothing without Kian Asher."
"Kenapa kamu bicara ini seolah kepergian Ki ada hubungannya sama Papa?"
"Karena Papa juga mendominasi di agensi, Papa punya pengaruh ... dan terlebih, Papa selalu tau segalanya. So, aku akan pulang kalau kehidupan yang aku punya memang di sana. Stop looking for me—"
"You're gonna regret this, Hael Ival—"
Panggilan diakhiri. Ha menenangkan perasaannya, merenggang tangannya yang tanpa sadar sudah terkepal. Pandangannya beralih menatap bangunan yang ia pijaki. Tak setinggi rumahnya, tak semewah apartemennya, tak senyaman sofanya. Namun, Ha menemukan apa yang tak pernah ia miliki. Perasaan pulang ke rumah.
Karena di ruang makan bersama Juni, mereka bisa membahas apa saja selain kehidupan di atas panggung. Karena bersama Juni, Ha bisa menjadi rentan, menjadi terbuka dan terlebih, menjadi manusia—alih-alih menjadi sosok sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate
Teen Fiction"Bagi sebagian orang, mereka hanya perlu mendaki dua atau tiga kali untuk sampai ke puncak. Namun, untuk sebagiannya lagi-mereka perlu mendaki berkali-kali sampai patah kaki, sebelum akhirnya bertemu dengan puncak itu." - Juniper *** Ini tentang Jun...