Music: K. - Cigarettes After Seg
Mau karaokean plus ketemu kenalan baru? Coba Strangers Duet aja!
Ela memperhatikan poster di depannya sebelum memesan ruangan untuk karaoke sendirian sebagai pengobatan rasa sedihnya tak bisa ikut konser.
"Selamat malam, Kak! Mau coba Strangers Duet-nya? Kebetulan kita sisa satu ruangan aja!" Seorang wanita dengan crop top yang mempertontonkan bujal bertindiknya berjalan mendekati Ela.
"Ini maksudnya kita duet sama orang gak dikenal di dalam satu ruangan gitu, Kak?"
"Iya, Kak. Jadi nanti Kakak ada di ruangan yang sama, tapi terhalang sama sekat ... jadi Kakak gak bisa lihat teman duet Kakak siapa. Kebetulan di akhir kita bakal kasih kesempatan buat Kakak kenalan sama teman duet Kakak kalau cocok."
Ela akui ini ide usaha yang kreatif. Namun, menyanyi bersama orang asing yang belum tentu menyukai lagu-lagu Alpha Echo hanya akan menggagalkan rencananya.
"Mau, ya, Kak?"
Namun, beberapa hal memang perlu dicoba.
"Ya-yaudah boleh, deh."
***
Ela terduduk canggung di ruangan sempit yang ia akui cukup nyaman dengan sofa berbulu empuk. Ia bisa merasakan kehadiran seseorang di ruangan sebelah, partner duet-nya malam ini yang terhalang sekat.
Lelaki atau perempuan? Ela tak tau karena sudah 5 menit berlangsung dan mereka masih saling bungkam.
"Ha-halo ..." sapa Ela.
"Hai."
Seorang laki-laki. Di waktu yang sama Ela menyadari satu hal, suaranya. Terlalu mirip dengan seseorang.
Kemudian ruangan lengang lagi 5 menit. Ela mulai merasakan gerah meski AC tepat di atasnya.
"Nama lo siapa?"
Suara itu menyapa lagi.
"El-ela."
"Just Ela?"
Tiba-tiba saja jantung Ela berdegup tak jelas karena sumpah demi apa pun, suara itu mirip suara seseorang.
"Or sometimes 'Penpen' kalo lagi nulis karena yah gue penulis—ah apaan, sih!"
"Hah?"
"Never mind. Gue suka mendadak banyak ngomongin yang gak jelas ... lo gak perlu tanggepin."
"Lo penulis? Maksudnya yang seneng nulis cerita?"
Ela mengumpat dalam hatinya. Seharusnya ia tak perlu secanggung ini, toh lelaki misterius ini tak bisa melihat wajahnya yang sudah semerah tomat busuk sekarang.
"Penpen ... jawab."
"You can't call me that." Ela mulai sewot, tetapi memang salahnya sendiri yang meracau tak jelas padahal hanya bertemu orang asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate
Teen Fiction"Bagi sebagian orang, mereka hanya perlu mendaki dua atau tiga kali untuk sampai ke puncak. Namun, untuk sebagiannya lagi-mereka perlu mendaki berkali-kali sampai patah kaki, sebelum akhirnya bertemu dengan puncak itu." - Juniper *** Ini tentang Jun...