So, Why Don't We Go Somewhere Only We Know?

6 2 0
                                    

Music: Somewhere Only We Know - Keane

Music: Somewhere Only We Know - Keane

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

11. So, Why Don't We Go Somewhere Only We Know?

Jax setuju kalau ada yang bilang Ha dan Ki bajingan.

Pikirannya berkecamuk memikirkan latihan mereka tadi yang rasanya kurang tanpa presensi Hael Ivalo dan Kian Asher.

"Ngopi aja, dah, kita. Gue gak tahan lihat lo tekuk wajah tiap detik." Nero membuka suara.

"Gak mau, suka kebelet berak," jawab Jax, tangannya masih mengepal menahan kesal.

"Terus lo mau apa, dong?" Nero yang notabenenya tak pandai merayu hanya bisa memakai rayuan kacangan yang tak berarti apa-apa bagi seorang Jax.

Selain manajer Harris, Adam Jayendra atau akrab dengan nama panggung 'Jax' adalah salah satu orang yang paling resah memikirkan kepergian Ha dan Ki dari grup. Banyak yang berbisik kalau Jax adalah Daddy of Alpha Echo lantaran tingkat kepedulian dan wibawanya yang tegas bak seorang ayah yang menjadi induk dari 4 orang lelaki blangsak yang dikit-dikit buat masalah di agensi.

"Si Irvine lagi, bisa-bisanya beres rehearsal langsung ngacir ke apartnya. Jadi gue yang harus ngurus lo yang ambekan gini."

Jax menatap tajam pada Nero. "Gue gak nyuruh lo temenin gue, ya. Balik lo sana."

"Balik gimana orang kita lagi jalan ke apart gue! Sinting!"

"Awas!" Jax menepis tangan Nero yang dari tadi bertengger di pundaknya.

Dikira kagak berat dari tadi.

"Jax, c'mon, Man! Lo mau sampai kapan mikirin Ha sama Kian?"

"Sampe mereka balik! Gue sama lo and Irvine gak dikasih alasan kenapa mereka mendadak pergi! Terutama Kian, gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba minta keluar dari grup! Ibaratkan Alpha Echo itu manusia, kita udah cacat tau gak! Kaki sama tangan kita udah hilang karena mereka berdua pergi. Sekarang lo masih mau protes karena gue terlalu sibuk mikirin kepergian mereka?"

Nero membatu, mulutnya yang semula terbuka kini terkatup lagi lantaran Jax benar-benar marah. Kentara sekali dari wajahnya berubah merah sampai ke telinga. Kepal tangannya masih tak kunjung merenggang, masih terkepal erat bahkan kali ini buku-buku jarinya ikut memutih.

FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang