"Jun, gak sebaiknya lo yang ngasih kopinya ke sana?" Kallias menyikut lantaran tak mau mengantar pesanan keluarga bosnya sendiri.
"Kenapa gue? Lo, kan, karyawan! Cepet nurut sama bos!"
Kallias melotot. "Parah, loh! Katanya kerja profesional, tapi gak mau anter pesanan pelanggan karena masalah pribadi!"
"Ck! Lo aja sana!" Juni bersikeras menolak.
Lagian siapa yang menyangka keluarganya akan mendadak datang ke sini. Sebenarnya satu-satunya orang yang tak ingin Juni temui adalah ibunya. Keduanya bak api dan bensin. Juni bensin, Amerta apinya. Bisa-bisa kebakaran kedai ini kalau mereka bertemu.
"Jun ... lo ada masalah sama ibu lo?"
"Kagak. Nyokap gue yang ada masalah sama gue."
"Yaudah kalau gitu lo gak akan masalah face to face sama beliau. Justru kalau lo gak mau ketemu, artinya lo yang ada masalah."
Oke.
Juni pasrah. Ia meraih nampan berisi 2 black coffee dan 1 iced tea. Dengan langkah setengah ragu, gadis itu berjalan menghampiri tiga orang yang sedang sibuk menatap jendela, suara percakapan mereka terdengar bahkan saat Juni masih jauh berjalan.
"Ini memang dia bangun kedai di sini lokasinya strategis?" Amerta berkomentar.
"Lihat aja di sekitaran sini banyak startup, Ma. Pasti banyak orang yang kerja datang ke sini buat istirahat atau pas pulang kerja," tutur Vian yang terlihat lebih tinggi sekarang—setidaknya Juni bisa tersenyum melihat Vian dan ayahnya di sana.
"Setar apa? Stat ap?" Amerta mengulang.
"Startup."
"Apa itu?"
Kemudian Juni datang seraya meletakkan pesanan mereka, ia paksakan wajahnya tersenyum karena bagaimanapun juga ini pelanggannya. "Startup itu badan usaha yang belum lama beroperasi, kayak Shopi—tempat belanja online itu ...." Juni menjawab.
"Kak!" Vian berseru kemudian bangkit berdiri memeluk kakaknya.
Gadis itu menyambut pelukan adiknya. "Baik-baik aja, kan?"
"Baik, Kak."
"Jun ... sehat?" Tora menyambut putrinya, memeluknya singkat untuk melepas rasa rindu.
"Sehat, Pak. Kenapa gak kasih tau Juni kalau mau ke sini?"
"Takut langsung diusir." Amerta menjawab.
Vian dan Tora menghela napas. "Ma, kita udah sepakat untuk gak buat masalah."
"Mama gak buat masalah!"
"Udah, udah, udah ... yaudah kalau gitu dinikmatin ya, Pak, De ...." Juni melirik ibunya ragu-ragu. "Selamat menikmati, M-ma ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate
Teen Fiction"Bagi sebagian orang, mereka hanya perlu mendaki dua atau tiga kali untuk sampai ke puncak. Namun, untuk sebagiannya lagi-mereka perlu mendaki berkali-kali sampai patah kaki, sebelum akhirnya bertemu dengan puncak itu." - Juniper *** Ini tentang Jun...