Music: I Love You, I'm Sorry - Gracie Abrams
'Cause that's just the way life goes I push my luck, it shows Thankful you don't send someone to kill me I love you, I'm sorry.
Apartemen itu lengang. Pemiliknya tengah duduk setengah telanjang di atas ranjang. Hael Ivalo baru saja pulang dari gim dan lekas membersihkan wajahnya setelah berhadapan kembali dengan Haris untuk membahas tema dan konsep konser mereka selanjutnya.
Dunia akhir-akhir ini membingungkan di mata Ha. Makanya rutinitasnya diisi hal-hal produktif daripada memikirkan hal yang mengusik ketenangannya. Sehari setelah Abdar mengatainya 'lelaki sensitif,' Ha tak tau lagi mana yang harus ia pikirkan.
Lelaki sensitif terdengar seperti hinaan sekarang. Di saat Ha berpikir menjadi sensitif artinya memiliki hati. Namun, di mata ayahnya itu seperti aib.
Satu yang Ha tau adalah ia merindukan Juni, bahkan di setiap helaan napasnya. Waktu Ha tengah mengenakan pakaiannya, ponsel di saku celananya bergetar.
Papa.
Papa: We have to talk.
Ha mengetik jawaban.
Ha: I have bigger fish to fry.
Papa: Kamu mau ke mana?
Ha: Hampir 2 bulan aku nggak keluar. Kalian nggak bermaksud rebut kebebasanku juga, kan?
Sambil menunggu jawaban, Ha menyisir rambutnya, menatap dirinya di pantulan cermin. Ia berjalan menuju nakas, melihat layar Macbook-nya mempertontonkan foto seorang wanita tersenyum di depan toko buku. Caption fotonya, difotoin sama yang punya gramed @elaila.tesabela. Itu foto yang Juni unggah setahun lalu, rambutnya masih sebahu, wajahnya tersenyum senang. Senyuman itu juga yang membuat Ha tak sabar untuk menemui wanita itu.
Satu bulan lebih tanpa kehadiran Juni, satu bulan penuh dalam pengawasan manajernya, satu bulan penuh Ha mencoba mengembalikan kepercayaan Haris dan yang lain, satu bulan penuh juga Ha tak bisa mengontak Juni—atau memang sebagian dari dirinya memilih untuk tak menghubungi wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate
Teen Fiction"Bagi sebagian orang, mereka hanya perlu mendaki dua atau tiga kali untuk sampai ke puncak. Namun, untuk sebagiannya lagi-mereka perlu mendaki berkali-kali sampai patah kaki, sebelum akhirnya bertemu dengan puncak itu." - Juniper *** Ini tentang Jun...