Music: If I Had A Gun - Noel Gallagher
Rumah ini masih tetap sama hangat dan ramahnya. Ha melangkahkan kaki masuk, duduk di sofa reot yang sama. Rumah ini menjadi saksi bisu perjalanan mereka sejauh ini.
Namun, ada satu perbedaan kentara yang mengganggu hatinya. Juni yang terlihat berbeda.
Wajar, kan? I mean we haven't seen each other since that day.
"Kamu mau ngomongin apa ke sini? Bukannya kamu lagi sibuk siapin konser?"
Gadis itu tak lagi ramah, bahkan lebih cuek dari kali pertama bertemu. "How was life after me, Jun? Bukannya lebih baik kita saling sapa dulu?"
Gadis itu menunduk memperhatikan lantai yang dingin. Diam cukup lama untuk menjawab pertanyaan sederhana itu.
Life after me? So ironic, batin Juni.
"Baik, nggak ada yang berubah."
"Baguslah." Ha tersenyum. "Aku mau minta maaf."
"Buat?"
"Aku pergi dari sini tanpa pamit. And also sorry for yesterday, ada hal yang harus aku urus."
"Terus kenapa? Kenapa nggak pamit?" Nada bicara Juni tanpa sadar meninggi, hatinya tak bisa bohong.
"Nggak sempat. Situasinya berantakan bang—"
Juni terkekeh seraya geleng-geleng kepala. "Ciih, sesibuk itu? Waw, waw .... Aku paham sekarang sesibuk apa Hael Ivalo. Kamu bahkan nggak kasih tau lewat pesan."
Bibir Ha terlalu kelu untuk menjelaskan. "Ha-handphone dari kamu ... hilang, Jun. I lost your number."
Kamu bisa cari aku lewat hal lain. Kamu bisa cari sosial mediaku, Ha.
Sayangnya Juni tak pernah berani mengatakan kalimat itu karena ia tau Hael Ivalo terlalu sibuk kalau waktunya harus dihabiskan untuk mencari akun Instagram wanita tak penting seperti dirinya.
"Sorry, Jun."
"Lagian itu udah kejadian." Juni tertawa hambar. "Jadi nggak masalah."
"Aku harap kamu tau kalau aku merasa bersalah setelah aku pergi."
Wanita itu tak menanggapi.
"Bo-boleh aku tanya satu hal? Mungkin ini agak melenceng dari niat aku ke sini."
"Silakan."
"Are you okay? I mean, kamu gak kesepian, kan?"
Juni tertawa kencang dalam hati.
"Jun?"
Juni kehilangan kawan bicara. Juni kehilangan seseorang menyenangkan yang punya banyak cerita di meja makan dengannya. Di luar ekspektasinya, di luar harapannya—Ha membuatnya ketergantungan. Dan waktu ia pergi, Juni kepalang kehilangan. Salah Ha yang bilang saat hal bajingan terjadi ia akan tetap di sampingnya. Salah Ha yang bilang saat matahari terbit, Ha juga akan ada di sana. Semuanya salah Ha yang membuat Juni menaruh ekspektasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate
Teen Fiction"Bagi sebagian orang, mereka hanya perlu mendaki dua atau tiga kali untuk sampai ke puncak. Namun, untuk sebagiannya lagi-mereka perlu mendaki berkali-kali sampai patah kaki, sebelum akhirnya bertemu dengan puncak itu." - Juniper *** Ini tentang Jun...