Music: An Art Could Never be As Unique As You - MRLD
Bagian 20. Bookstore Date, Check!
"Will you ever choose someone you love even though they have nothing to offer?" Juni bersuara membacakan novel di tangannya. "The end," pungkasnya seraya menutup buku.
"Wait, what?" Ha memasang wajah keheranan bahkan yang semula bersandar di sofa jadi beralih duduk tegak keheranan. "Kita bahkan nggak nemu ending ceritanya. Tokoh utama, mereka sama-sama terpisah."
Juni tertawa. "Ya itu ending-nya. Mereka nggak bareng-bareng. Beberapa cerita romansa nggak membuat dua tokohnya jatuh cinta dan hidup selamanya. You know?"
Ha melongo. "How come?"
"Itu udah jelas dari pertanyaannya, Ha. Like, will you ever choose someone you love even though she has nothing to offer?" Juni mengulangi kalimat terakhir novel di tangannya, dengan lebih menyudutkan Ha.
"Iya. Kenapa nggak?" katanya sambil menatap Juni.
Di situ keduanya saling bertatapan.
Gimana bisa pertanyaannya seolah mewakili pertanyaanku buat Ha. Ini gila.
Juni gila karena sudah terjebak dengan Hael Ivalo, seorang bintang yang disorot lampu, jauh dan berbeda dari kehidupan gadis pinggiran sepertinya yang tak bisa mengimbangi gaya hidup lelaki itu. Ia juga gila karena berani-beraninya jatuh hati di saat ia tak memiliki apa pun untuk diberikan pada Ha yang punya segalanya.
Ruang tamu masih lengang saat keduanya bertatapan, hanya terdengar pengharum ruangan kopi dan suara-suara alam di malam hari.
"In a world obsessed with material success, choosing someone you love despite their lack of material is rebellious for me, that's a beautiful act," ujar Ha.
Begitu saja jantung Juni berdebar, terbawa perasaan dengan kalimat Ha.
"Aku rasa tokoh utama pria ini terlalu tolol karena memilih berpisah cuman karena keduanya kelihatan gak seimbang. If I were the guy, I would choose the girl without any doubt."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate
Teen Fiction"Bagi sebagian orang, mereka hanya perlu mendaki dua atau tiga kali untuk sampai ke puncak. Namun, untuk sebagiannya lagi-mereka perlu mendaki berkali-kali sampai patah kaki, sebelum akhirnya bertemu dengan puncak itu." - Juniper *** Ini tentang Jun...