"Temenin aku di sini. Tidur sama aku di sini."
"Iya."
Ha masih tak mengerti apa yang terjadi sampai ia bisa berada di posisi ini. Gadis asing yang 2 minggu lalu ia temui kini tertidur lelap di sebelahnya. Nafasnya panjang, wajahnya tenang, tetapi Ha masih tak yakin dengan suasana hati Juni.
Terbukti waktu Ha melihat air mata mengalir dari mata Juni untuk kedua kalinya. Yang mana Ha tak bisa menahan keinginannya untuk menyeka kesedihan itu.
"Ha ...."
Lelaki itu tertegun kala namanya disebut pelan, terlalu pelan sampai nyaris tak terdengar.
"I'm here."
"I never want to let you go. Kalau kamu mau menetap di sini, then stay."
Sudut bibir Ha terangkat. "Tidur ...." Ha memberanikan diri menyeka air mata itu.
Respon Juni semakin mengejutkannya. Mata gadis itu malah berkaca kaca.
"Hey ... kenapa?" Ha mempertipis jarak mereka, perlahan tangannya memeluk Juni.
"No—" Juni menjauh sambil terisak buru-buru menyeka air matanya. "Aku cuman mau bilang makasih."
Ha ikut menjauh. "Makasih?"
Keduanya bertatap-tatapan.
"Baju itu. Aku lihat kamu taruh di bawah meja ... thanks."
Ha sudah hidup di Indonesia sejak lama, jauh sebelum ia bergabung dengan Alpha Echo. Banyak kosakata yang sudah ia pelajari, tetapi tak ada kata yang tepat untuk mendefinisikan bagaimana perasaannya saat ini.
Belum pernah ada seseorang yang membawa hidupnya naik turun seperti roller coaster, membawanya berkelana, membawanya lebih 'hidup' dari yang pernah ia rasakan.
"Sama-sama, Jun."
Tak ada respon setelahnya. Ha menunggu sampai pukul 4 pagi dan masih tak ada respon dari Juni. Ia beranjak dari tempat tidurnya berjalan ke meja di mana tergeletak foto berisi 4 orang, salah satunya Juni. Fotonya berdebu, tetapi ada jejak jari-jemari di sana.
***
"Jun?"
"Juniper?!"
Ha berjalan ke tiap sudut rumah mencari pemilik nama, tetapi nihil. Batang hidung gadis itu tak terlihat sama sekali. Ha membuka lemari pakaian, takut-takut Juni pergi dari rumah.
Pakaiannya masih lengkap di sana.
Ha buru-buru memakai jaket dan masker, bersiap-siap mencari keberadaan Juni. Namun, belum sempat ia mengancing jaket, pintu terdengar terbuka.
"Jun?"
"Iya?"
"Huft, where have you been?" Ha bertanya selepas bernapas lega. "Bisa nggak jangan tiba-tiba hilang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate
Teen Fiction"Bagi sebagian orang, mereka hanya perlu mendaki dua atau tiga kali untuk sampai ke puncak. Namun, untuk sebagiannya lagi-mereka perlu mendaki berkali-kali sampai patah kaki, sebelum akhirnya bertemu dengan puncak itu." - Juniper *** Ini tentang Jun...