Music: Paradise - Chase Atlantic
Entah debar jantung milik siapa, tetapi keduanya bisa merasakan dengan jelas degup jantung yang terlampau cepat. Berdegup hebat saat keduanya berpelukan.
"Kam-kamu ngapain?" Juni terdengar ciut, pipinya masih menempel di dada lelaki itu, terdekap erat.
Sementara Ha, malah merasakan sesak di dalam dadanya. Pun, ia tak sadar pipinya sudah merona merah. Terlalu kentara tergambar di wajah putih pucat itu.
"Lepas ...."
Ha menurut. Ia lepas perlahan genggamannya, menjauh, melepas tubuh mungil itu dari dekapan meski ia akui ada sedikit rasa candu dan nyaman dari pelukan tadi.
Juni mendongak, menatap. "Maksud kam—"
"Kalau kita gak pelukan, mungkin mereka bakal curiga ... ini satu-satunya cara untuk mengecoh. So, sorry for what I did."
Masuk akal. Kali ini Juni 'terpaksa' memaafkan acara pelukan tiba-tiba tadi.
***
"Kamu udah makan? Saya udah masak makan malam, Nyonya."
Juni disambut hangat oleh Ha, ia menaruh tas kerjanya dan berjalan mendekati meja makan.
Udang tempura, laksa, ayam teriyaki, mata Juni beralih dari satu menu ke menu lainnya. Si koki masih sibuk menyiapkan alat makan lengkap dengan apron bunga-bunga melekat di tubuhnya.
"Ini kalau gak enak gimana?" Juni bergumam.
"Usir saya," celetuk Ha begitu santai, yakin seratus persen masakannya enak.
Juni memicingkan mata melihat kepercayaan diri Ha. "Beli di mana, sih, kepercayaan diri begitu?"
Ha meletakkan gelas di atas meja kemudian menanggapi. "Karena saya tau nilai diri saya aja, sih."
"Cih! Narsis."
Lelaki itu menyugar rambutnya kemudian duduk di depan Juni, meraih piring dan menuangkan nasi ke atasnya.
"Udah, udah ... makan dulu. Silakan dinikmati makan malam made by Hael Ivalo, calon Culinary Maestro."
Juni tergelak sambil melahap udang tempuranya. "Thanks."
Netra Ha masih sibuk memperhatikan, menunggu respon dari si pencicip.
"Gimana, Nyonya Juniper Anastasia?" kelakarnya.
Kemudian Juni bersikap seperti juri di perlombaan masak. "Hmmm ...hmmm ...." Juni terus meresapi makanan di mulutnya sambil menutup mata.
"Hmm? Enak maksudnya?"
Juni masih berlagak mencicipi padahal hati dan mulutnya sudah mau berteriak soal betapa sedapnya masakan Ha.
"Juni? You start to freak me out." Ha tersenyum sumringah sambil terus menatap Juni. "Ju—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate
Fiksi Remaja"Bagi sebagian orang, mereka hanya perlu mendaki dua atau tiga kali untuk sampai ke puncak. Namun, untuk sebagiannya lagi-mereka perlu mendaki berkali-kali sampai patah kaki, sebelum akhirnya bertemu dengan puncak itu." - Juniper *** Ini tentang Jun...