20. Call Me
~The Archer, Taylor Swift~
"Hanya perlu katakan siapa yang melukai mu, aku akan berdiri paling depan untuk membalasnya."
___________________
Setelah membersihkan diri dengan cara berendam hampir satu jam lamanya, akhirnya Sera keluar dari bathroom dengan bathrobe berwarna putih yang membungkus tubuhnya.
Sera melangkah santai ke arah tempat dimana ponselnya ia letakkan tadi setelah tiba di kamarnya pertama kali, gadis itu segera mengaktifkan ponselnya yang sengaja ia nonaktifkan sejak dirinya melakukan pemberangkatan ke Jakarta.
Pertama kali ponselnya aktif, nontifikasi terus bermunculan di layar hingga membuat Sera mengerang kesal, akhirnya karena merasa terganggu ia kembali meletakkan ponselnya dan memilih untuk memakai baju saja daripada menunggu hingga ponselnya kembali tenang. Kesabaran Sera tidak setebal itu.
Pasti hanya berisikan menanyakan keberadaannya atau menanyakan kenapa ia pulang lebih dulu tanpa berpamitan, tanpa perlu memeriksa Sera sudah tahu itu. Malam ini terasa begitu dingin dengan jendela kamar serta pintu balkon yang sengaja Sera buka, rasanya terlalu sesak saat ia masuk tadi. Namun, ternyata tidak berpengaruh banyak, karena sesak yang menghimpit dadanya masih terasa menyakitkan.
Suara dentingan ponsel, membuat Sera meraih ponselnya. Nama Shaga tertera paling atas nontifikasinya, ternyata masih sangat baru pria itu mengirimkannya. Sera berjalan ke luar balkon, menatap ke arah jalanan yang ternyata sudah tidak ada mobil abu-abu pria itu.
Sudah pergi ternyata.
From Shaga:
Seraphina, lo tahu hewan Armadillo, nggak?
Sera hanya memperhatikan pertanyaan itu dan mengabaikan serentetan pesan tak terbaca yang Shaga kirimi padanya sejak pagi. Armadillo? Kenapa pria itu tiba-tiba menanyai hal-hal aneh di saat malam hari.
From Shaga:
Gue mau tahu, boleh?
Tidak membalas pesan karena terlalu lelah, Sera memilih menekan ikon panggilan suara yang langsung terhubung dalam hitungan detik oleh Shaga. Berberapa saat terjadi keheningan dengan Sera yang melangkah menuju tempat tidurnya.
"Gue matiin kalau nggak penting." Baru saja akan mematikan sambungan suara Shaga sudah menyapa di sebrang sana.
"Video call aja, bisa?"
Sera mengerutkan kening tidak setuju, ia tidak suka face to face dengan orang lain melalui sosial media. Dirinya risih dengan itu, menatap orang lain melalui ponsel itu bukan gayanya.
"Gue nggak mau! Kalau lo nggak terima, matiin aja."
"Oke,Seraphina... Gue mau dengar soal hewan Armadillo, kalau itu bisa?" Begitu tenang dan terdengar teduh. Sera tidak langsung membalas, ia mengambil posisi di tempat tidurnya lalu meletakkan ponsel di atas nakas setelah menyalakan speaker.
"Di goggle ada," balas Sera seraya memeluk guling dan menatap langit-langit kamar.
"Gue masing kurang paham. Kayaknya lo lebih jago ngejelasin hal seperti itu, Seraphina."
KAMU SEDANG MEMBACA
INVISIBLE STRING
RomanceKaya raya, cantik, trendsetter, pintar, dan mandiri. Sempurna bukan? Ya, itu Seraphina Zephyra Jenggala. Gadis cantik yang digadang-gadang bisa menjadi Miss Indonesia beberapa tahun lagi jika tubuh gadis itu bisa semakin bertumbuh tinggi. Namun, mem...