SATU

4.3K 225 22
                                    

Hallo semua! Selamat pagi, siang, sore, atau pun malam dimana pun kalian berada. I'm here with new story. I hope u like it guys.

______________________________________________

Sit still, look pretty
~Daya~

1. Seraphina

"You will not have to beg for the love you deserve."

_____________

Nama Seraphina Zephyra Jenggala semakin naik tiap harinya, entah karena barang-barang branded yang gadis itu gunakan di sekolah, atau karena nilainya yang selalu mendekati kata sempurna, atau mungkin juga karena taringnya yang siap mencabik siapa saja.

Terhitung sudah tiga kali Seraphina melakukan tindak kekerasan pada orang yang menurutnya sangat mengganggu dirinya, padahal waktu itu ia baru duduk di bangku kelas sepuluh.

Tidak kenal takut, ia melakukan hal itu, dua diantaranya bahkan merupakan kakak kelasnya dan satunya lagi seangkatan. Jadi, saat sekarang ia duduk di bangku kelas sebelas nama gadis itu semakin meroket.

Segan dan iri campur menjadi satu. Segan karena gadis itu berasal dari keluarga terpandang, pintar, dan cantik. Lalu iri, ya jelas, gadis itu tidak tersentuh hukum.

"Kemarin ada kakel ngechat gue, katanya kalau bisa bujuk lo masuk tim cheerleader." Selagi tangannya sibuk menyalin catatan milik Sera, Zoya membeberkan hal yang menurutnya penting. "Katanya sih bagus untuk lo. You can become more famous after you go there and get more relation."

"Pardon?" Sera mengangkat kepalanya, menatap Zoya dengan alis terangkat. Wajah gadis itu datar-datar saja walaupun dari matanya menunjukkan sedikit kekesalan. Sejak tadi ia sedang menatap layar ponselnya, mencari referensi terbaru untuk kukunya pulang nanti. Rencananya ia ingin mengganti model baru, sudah bosan dengan gradasi hijau di kukunya.

"Ya itu, coba lo lihat chatnya sendiri. Kemarin ngechat di ig," ujar Zoya seraya mengulurkan ponselnya. Sera meraih benda pipih itu lalu membaca seksama beberapa bubble pesan disana.

"What the hell! Who does she think she's? Lebih terkenal dan banyak relasi katanya? Tanpa mereka gue udah terkenal dan soal relasi? Mereka yang butuh relasi pasti butuh gue," ujar Sera seraya melempar ponsel itu meja dengan raut angkuh. "I'm the part of Jenggala."

"Iya mbak Jenggala iya, buset, jangan HP gue juga dilempar. Masih baru ini, lo pikir dibeli pakai daun apa?" oceh Zoya menatap nanar ponselnya yang buru-buru ia jauhkan dari Sera. Takut-takut kena imbas lagi.

"Emang bukan?"

"Pantek."

Sera mengerutkan alisnya, wajah gadis itu menunjukkan kebingungan dalam beberapa detik. "What is pantek?"

Zoya memaksakan senyumnya, "Pantes Cantek."

"I'm." Sera mengedikkan bahu acuh, tersenyum pongah beberapa saat kemudian kembali melanjutkan kegiatannya. Setelah puas memilih, ia kembali menyolek lengan Zoya.

INVISIBLE STRINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang