29. Finally
Dua hari setelah rasa khawatir Shaga yang berakhir dengan ciuman panjang di apartemen miliknya, kini Shaga berdiri menjulang di pelantaran mansion besar berwarna putih yang berada cukup jauh dari pemukiman warga dan juga jalanan besar.
Ia melangkah masuk setelah meminta salah satu penjaga mansion ini untuk memarkirkan mobilnya, seorang maid dengan seragam hitam putih membukakan pintu untuk dirinya dan kemudian beberapa pelayan menyambut kedatangan Shaga.
Shaga mengangkat tangannya saat seseorang maid akan mengambil jaket lather yang baru ia lepaskan, "Biar saya saja! Dimana Bunda dan saudara saya?"
"Nyonya dan tuan muda ada di lantai dua tuan muda," ujar salah satu maid dengan kepala tertunduk. Shaga mengangguk mengerti. Sebelum itu ia menyampirkan jaket di bahunya lalu meraih tongkat golf yang berada di dekat lemari jati besar, memilih tongkat dengan ukuran namanya yang terlihat begitu cantik terukir.
Shaga melangkah lebih cepat dengan tangan menenteng tongkat golf, lalu saat tiba di lantai dua ia tersenyum kecil melirik orang yang duduk membelakanginya dengan gaya santai seraya menonton televisi. Tanpa mau mengulur waktu, kaki panjang Shaga yang terbalut celana pendek berwarna putih terayun cepat.
"Anjing!" Pekikan yang terdengar nyaring itu berhasil membuat seorang wanita keluar dari ruangannya. "Lo apa-apaan?" Dengan tangan memegang punggung bagian belakangnya ia segera bangkit, menyorot tidak terima diikuti ringisan kecil.
"Mau lagi?" tanya Shaga dengan santai, ia kembali bersiap melayangkan tongkat golf ke arah punggung pria dengan pakaian rumahnya itu. Siap memukul di tempat yang sama.
"Shaga! Kamu kenapa tiba-tiba datang terus mukul adikmu?" Clara buru-buru menarik tongkat golf yang berada di tangan Shaga, lalu menyembunyikannya di belakang punggung. "Shaka minta maaf sekarang sama kakak kamu sebelum muka kamu makin hancur."
"Gue nggak salah apa-apa," ujarnya lalu melompat turun dari sofa untuk menghindari Shaga yang terlihat mengambil ancang-ancang untuk menendangnya jika tidak kunjung bangkit.
"Tanpa tongkat golf, gue tetap bisa buat lo patah tulang," ujar Shaga begitu tenang seraya memberikan tatapan ramah kepada adik kembarannya itu. Menatap wajah yang sangat mirip dengannya yang kali ini dipenuhi dengan lebam. "Berani lo kasar sama Sera disaat udah gue kasih peringatan?"
"Sera? Wait, siapa dia? Kalian kelahi karena seorang perempuan?" tanya Clara beruntun. Ia mendekat setelah memastikan tongkat golf telah ditaruh ke tempat yang jauh lebih aman.
"Iya anak bunda ini lagi bucin mampus sama adek kelasnya, dia sampai kembali lagi dari berpetualangnya cuman karena perempuan, terus perempuan yang dia suka nggak banget lagi. Perempuan sinting! Anjing!" Shaka terduduk dengan tangan memegang dadanya yang terasa nyeri akibat tendangan yang Shaga berikan.
"Bisa diam tidak kamu Shaka? Udah tahu kakak kamu nggak bisa disenggol malah mulut kamu kayak kompor meleduk," gerutu Clara buru-buru menjauhkan Shaga dari Shaka. Bisa tidak berbentuk anak bungsunya itu dibuat oleh Shaga.
"Shaga, kamu juga, tahan emosi kamu. Kenapa sekarang kamu jadi tempramental seperti adik kamu itu? Kalian ini kembar, tidak ada kembaran saling menyerang seperti itu."
Shaga menghempaskan tubuhnya di sofa empuk, "Aku cuman kasih pelajaran dia karena udah berani ganggu Sera dan udah berani maling di rumah Bundanya sendiri."
"Kamu tahu?" tanya Clara cukup terkejut, padahal ia sudah berusaha sangat baik untuk menutupi perilaku ini dari Shaga agar anak sulungnya itu tidak marah pada Shaka.
"Jangan terus sembunyikan kelakuan kurang ajarnya itu bunda, mungkin kemarin dia nyuri berlian, besok dia pasti bakalan ngelakuin hal parah lainnya," ujar Shaga tenang.

KAMU SEDANG MEMBACA
INVISIBLE STRING
RomanceKaya raya, cantik, trendsetter, pintar, dan mandiri. Sempurna bukan? Ya, itu Seraphina Zephyra Jenggala. Gadis cantik yang digadang-gadang bisa menjadi Miss Indonesia beberapa tahun lagi jika tubuh gadis itu bisa semakin bertumbuh tinggi. Namun, mem...