27. Lampion
Sera duduk bersila di atas sofa panjang yang telah disediakan di dalam kamarnya. Di hadapannya ada Bi Mawar yang dengan sukarela ia biarkan ikut bergabung tanpa mengeluarkan kalimat bercaun andalannya. Selalu ada pengecualian untuk Bi Mawar yang membersamainya dengan waktu yang sangat lama—ia tidak suka saat orang lain bergabung dengan dirinya.
"Foto-fotonya kenapa mau dipindahin, Non?" tanya Bi Mawar setelah buku album baru yang ia bawakan untuk Sera sudah hampir terisi penuh. Memilih diam sejak tadi untuk melihat bagaimana mood Sera. Wanita berumur itu menatap Sera penasaran, Sera ini selalu punya gebrakan baru setiap waktunya. Kadang baik. Kadang bisa saja membuat jantung Bi Mawar terasa akan copot dari tempatnya.
"Karena album ini yang beli Hilma, nggak sudi aku pegang buku yang dia beli langsung." Sera masih menunduk begitu serius memgatur tata letak potret yang beberapa kali membuat dirinya mengerutkan kening.
"Nggak boleh nggak sopan begitu, Non! Tuan Hilma itu tetap sayang sama Non, cuman kadang seorang ayah itu susah mengekspresikannya," tegur Bi Mawar secara halus. Ia menatap Sera lamat-lamat, tersenyum kecil setelah menyadari anak kecil yang sangat suka memakai gaun putih itu kini sudah tumbuh besar dan terlihat sangat cantik. Wajahnya yang terlihat begitu mirip dengan almarhum Mamahnya.
"Bibi bela Hilma, Bibi jadi musuh aku! Bibi tahu,kan, jadi musuh aku itu berarti Bibi harus siap dapat banyak kerugian. Terserah Bibi sih mau jadi musuh aku atau jadi temenku, tidak akan memaksa!" cerocos Sera dalam satu tarikan napas. Kemudian, tangannya bergerak pelan saat menyentuh beberapa foto yang terasa asing di matanya. "Bi, ini foto kapan? Aku nggak ingat pernah foto kayak begini."
Bi Mawar ikut menatap foto yang Sera tunjukkan. Ada Bi Mawar yang memakai topi lebar dan Sera memakai topi yang sama persis, di belakang mereka ada pemandangan laut indah disertai beberapa turis yang memegang papan seluncur. Bi Mawar tersenyum kecil.
"Kamu cantik banget disini, Bibi ingat waktu itu kamu akhirnya bisa senyum lebar lagi setelah sekian lama Bibi nggak lihat senyum cantik kamu," ujar Bi Mawar disertai jemari yang bergerak mengelus permukaan foto tersebut. Di baliknya foto yang Sera tunjukkan. "Kita di Italia kalau Non Sera lupa, waktu itu ada lomba surffing, karena lagi libur musim semi, kamu Bibi ajakin kesana."
"Where are we going,Bi?" Ini sudah ketiga kalinya Sera bertanya. Pertama saat ia diminta untuk bersiap-siap. Kedua saat diperjalanan, dan ketiga saat mobil yang mereka kendarai tidak kunjung tiba di tempat tujuan. "I just want to go home, I still have a lot of work to do, I haven't learned Italian yet."
"Belajarnya nanti aja, Non. Bibi kemarin ada nonton di telivisi kalau hari ini ada perlombaan surffing, Non suka nonton itu kan?" tanya Bi Mawar seraya merapikan kembali rambut sepunggung Sera yang ia biarkan terurai menawan. Persis seperti kecil yang mengenakan gaun pantai disertai dengan topi yang menutupi sebagian wajahnya.
"Serius, Bi?" Sera berbalik bertanya, ia mengerjapkan mata penuh ingin tahu. Mata itu bersinar lagi. Memberikan efek luar biasa pada Bi Mawar.
"Serius banget!"
Sera mengangguk mendengar cerita singkat yang Bi Mawar katakan, ia tersenyum kecil saat kembali menatap foto di tangannya. Tidak ada satu pun dalam kalimat Bi Mawar yang bisa memunculkan kenangan indah itu di dalam memorinya.
"Kenangan sebaik itu kenapa aku lupa juga ya, Bi? Padahal kata dokter aku cuman lupa beberapa hal yang seharusnya nyakitin aku, kenapa kenangan indah malah yang hilang dari ingatkan aku?"
Bi Mawar menatap Sera tidak enak hati, kasihan melanda memenuhi hati wanita tua itu, "Non Sera nggak ingat juga nggak papa. Ada Bi Mawar yang selalu bisa ngingetin Non Sera, kan."

KAMU SEDANG MEMBACA
INVISIBLE STRING
RomanceKaya raya, cantik, trendsetter, pintar, dan mandiri. Sempurna bukan? Ya, itu Seraphina Zephyra Jenggala. Gadis cantik yang digadang-gadang bisa menjadi Miss Indonesia beberapa tahun lagi jika tubuh gadis itu bisa semakin bertumbuh tinggi. Namun, mem...