Toxic - 001 : Hubungan yang Tidak Sempurna Pt. 1

200 19 0
                                    

Hubungan itu baru berjalan nyaris dua tahun lamanya.

San masih menolak keinginan Seonghwa untuk tinggal bersama, sekalipun mereka selalu bersama setiap harinya. Jika tidak berada di apartemen San, maka mereka akan berada di rumah di mana Seonghwa tinggal sendirian, seperti sekarang. 

Sepulang dari acara tadi, di kampus yang mengadakan acara sangat baik untuk penggalangan dana, keduanya dalam keadaan lelah.

Mungkin lelah yang Seonghwa rasakan karena harus menjadi pembicara, yang menunggu giliran, dan setelahnya tak ada lagi. Namun San, karena datang dengan membawa nama dari tempat di mana dirinya bekerja, ada banyak hal yang harus dirinya urus sebelum pulang. Sehingga Seonghwa tentu menunggu lagi, untuknya.

Jadi lelah mereka cukup berbeda.

Tapi perdebatan tampaknya masih sama.

"Baby, please, come on. Let's just sleep. I'm so tired."

Seonghwa tak terima atas ucapan dari San, yang baru saja melewatinya setelah masuk ke dalam bagian rumah. Seonghwa memperhatikan bagaimana San melempar kunci mobilnya di atas sofa, beserta jaket yang baru dibukanya, dengan perasaan sakit hati. Dirinya tak rela jika mereka tidak menyelesaikan hal sama sekali. Selama perjalanan di mobil, Seonghwa masih belum mendapatkan jawaban yang memuaskan hatinya. "Kamu capek, terus aku gimana? Aku tuh udah beres dari jam 4 sore, dan bisa istirahat, tapi kamu yang terus cari muka di depan orang-orang--"

"Aku itu dateng untuk kerja." San harus memotong, sambil menoleh. Dirinya mengusap wajahnya secara lelah, mendapati ucapan kekasihnya.

Di sana Seonghwa ingat untuk mengunci pintu utama dari rumah, sebelum merapat ke arahnya yang terlihat hendak menjauh. "Semua orang juga bisa lihat, kalau kamu itu cari perhatian sama mereka yang nanya--"

"Ya, mereka tertarik buat jadi member--masa iya, aku harus sinis?" Lagi, San memotong.

Seonghwa mendahuluinya secara cepat, menghadap pada San, yang tujuannya terlihat ke arah kamar utama di rumah tersebut. "Kayaknya yang lain buat jelasin gak harus sambil genggam tangan, deh? Gak harus sampai sentuh pinggang dan--"

"Aku itu jadi konsultannya mereka." Kini, San terpaksa membalas dengan penuh tekanan di dalam dirinya. Setelah San berusaha untuk tidak terpancing sejak tadi, tapi tampaknya itu sesuatu yang sangat mustahil, dari seseorang yang berkepribadian sangat perasa tersebut. San benar-benar mencoba untuk tidak menyesali hal serupa yang terjadi semalam, tapi tampaknya Seonghwa tak terlihat takut akan itu. "Mereka tanya latihan apa yang cocok sama mereka; kalau mau bentuk dada, kalau mau bentuk otot perut, kalau mau naikin bokong. Aku itu bantu mereka."

"Kamu harusnya bisa gak sentuh mereka? Kamu harusnya tahu kalau kamu itu ada yang punya?" Seonghwa menaikan intonasinya. Tak puas sebelum melampiaskan seluruh rasa cemburu yang membakar dirinya selama acara tadi. Seonghwa hanya tahu, kedua matanya sangat memanas untuk sekarang. "Atau seenggaknya kamu bisa lempar ke rekan-rekan kamu?!"

"Ya, terus apa fungsinya aku di sana?" tanya San kembali.

Seonghwa tahu panas yang menggenang di matanya, makin menyiksanya. "Kamu itu memang gak pernah hargai aku atau gimana, sih? Aku kurang apa? Aku udah ngurangin berat badan sesuai keinginan kamu--aku kurang apa?"

Mendengar bahasan itu, mampu menarik trigger pada diri San, sampai lepas kendali kembali. San langsung menyentuh sang kekasih yang berumur setahun lebih tua darinya tersebut, mencengkramnya di rahang, dan menatapnya dengan dada yang menjadi nyeri sesak. San ingat bagaimana hal itu dahulu, menciptakan sesuatu yang lebih besar dari pada apapun. "Kita udah setuju, ya, gak bahas itu?"

"Ya, terus kenapa kamu gak bisa berhenti sok manis ke orang lain?!" Air matanya tumpah, kali ini. Seonghwa menjerit, tak peduli akan cengkraman, lebih mengedepankan egonya yang menuntut penjelasan. "Aku itu udah berubah banget buat kamu! Aku itu udah lakuin semua yang kamu mau! Cuma aku yang bisa ngertiin tempramennya kamu--Sanyukta! Denger, gak? Memang ada orang lain yang bisa tahan paginya disayang, malamnya jadi pelampiasan stress--"

TOXIC (ATEEX BXB)Where stories live. Discover now