Hari Senin terakhir di bulan Mei.
Seonghwa tersenyum ketika sang kekasih mengirimkannya foto, akan di mana dirinya berada sekarang, sehingga ia bisa menjalani hari tanpa penuh kekhawatiran. Ya, Seonghwa di hari ini, tentu saja, dalam kesibukannya. Terkadang bolak-balik masuk ke dalam lab dan membantu orang-orang yang berada di tim sama dengannya, atau juga yang menjadi bawahannya.
Setidaknya Seonghwa tak sabar untuk pulang nanti.
Semalam... benar.
Semalam mereka tak bertengkar.
Sungguh, Seonghwa menikmati hari di mana dirinya dan San menghabiskan waktu berdua, dengan fokus tertuju pekat pada satu sama lain. Selama hari kemari San benar-benar memperlakukanya dengan baik.
Tak ada alasan untuk pergi.
Seonghwa benar-benar mencintainya.
Kala itu Seonghwa diminta untuk pergi, ke Institut Teknologi Galangga, secara mendadak. Ada berkas yang dibawa--dititipkan padanya--dan diminta untuk diberikan pada salah seorang profesor yang berada di sana. Masih ada keterkaitannya dengan acara amal yang dilaksanakan Jumat lalu.
Seonghwa tak protes dan segera pergi menggunakan mobilnya sendiri.
Begitu tiba di sana, Seonghwa meminta bantuan dari mahasiswa-mahasiswa yang ditemuinya, untuk diarahkan pada seseorang yang dicarinya. Hingga tak sengaja, Seonghwa justru menemukan seseorang yang wajahnya masih ia ingat, untuk membuatnya memanggil pelan--dalam kecanggungan.
"Anu, maaf..."
Jarak mereka hanya terpaut beberapa meter--masih mampu untuk sosoknya menoleh, selepas keluar dari kelasnya.
Seonghwa tersenyum ketika mendapatinya benar.
Dan Hongjoong, sosok itu, juga menyadari Seonghwa, untuk mendekat ke arahnya. "Oh, halo?"
"Ya, benar." Seonghwa tersenyum kemudian, mengingatkannya sesaat. "Seonghwa. Kita bertemu Sabtu lalu."
"Benar, saya ingat." kata Hongjoong dengan senyumannya, memegang modul di tangannya. "Ada apa kemari?"
"Ah, ini, saya mencari Profesor Dongwook?" Seonghwa menjawab dalam pertanyaan, sebelum sedikit menjelaskan. "Mau mengantar ini dari kantor. Masih berhubungan dengan acara kemarin--tadi sudah bertanya ke beberapa orang, dan diarahkan ke gedung ini."
"Ini gedung perkuliahan."
Jawaban Hongjoong membuat Seonghwa mengatupkan bibirnya dalam bingung. "Iya, tadi sempat agak bingung karena diarahkan kemari dan--"
"Bukan, sepertinya kamu salah menangkap arahan mereka--karena memang sering kali tertukar." Namun Hongjoong memotong. Cara bicaranya tak bermaksud tak sopan, hanya membuatnya melangkah lebih dahulu, sambil menatapnya. "Mari. Biar saya antar."
"Terima kasih tapi saya tak ingin merepotkan." cicit Seonghwa dengan tak enak.
Sayangnya Hongjoong tetap tersenyum, meminta.
Sehingga Seonghwa sendiri tak memiliki pilihan lain, selain menerima bantuannya. Seonghwa membawa diri untuk berjalan tepat di belakangnya, dan mengikuti tanpa mau menyejajarkan langkah. Seonghwa hanya sedang memikirkan, setelah memberikan berkas ini, dirinya bisa kembali ke kantor, fokus dengan kerjaan lalu memiliki tujuan untuk pulang ke rumah.
Ah, benar.
Seonghwa terus memikirkan San.
Jadi nanti malam memasak apa, ya?
.
.
.