Kecanggungan.
Hal pertama yang terpikirkan oleh Seonghwa, begitu dia berpapasan dengan Hongjoong di hari selanjutnya, ketika agenda untuk hari ini adalah mengunjungi beberapa kampus yang berada di kota tersebut--yang sudah bekerja sama dengan seluruh pihak terkait dari ibukota ini. Seonghwa memalingkan wajahnya, seolah kemarin tak hanya patuh, membiarkan orang di luar hubungan mereka tahu tentang apa yang terjadi di balik gorden.
Tak lengkap.
Tak banyak.
Namun cukup untuk membuat Hongjoong tahu, bahwa Seonghwa, selama ini mengalami penyiksaan dari kekasihnya karena satu dua hal.
Seonghwa tak berniat untuk membuatnya mengetahuinya, tetapi semalam entah mengapa... entah apa yang mendorongnya berbuat demikian.
Minum dengan orang asing, di kamar hotelnya.
Dan membiarkannya menelanjangi pikirannya sambil melingkarkan jemari di leher yang sama, yang sebelumnya dicekik oleh kekasihnya sendiri.
Ah, apa ini.
Seonghwa memalingkan wajah dari Hongjoong yang sebenarnya hanya melewatinya, lalu dirinya menyempatkan untuk membuka ponsel dan melihat pesan-pesan yang masuk dari San. Seonghwa membalas, memintanya untuk mengirimkan potret diri dan di mana dirinya berada, sekaligus lokasinya.
Sekalipun Seonghwa memiliki GPS-nya.
Tak lama dari itu, San membalas.
Tempat baru.
Beserta kalimatnya.
masih di mobil
keliling nyari sarapanSeonghwa menarik napasnya dan segera menaruh kembali ponselnya.
.
.
.
Yunho menjadikan cafe seperti rumahnya, jadi dirinya memiliki pakaian ganti yang disimpan di ruangannya. Begitu keluar dari ruangan untuk bekerja--dan usai berpisah dengan Mingi dengan kecanggungan--dirinya mendapati pelanggan pertama yang dilayani olehnya, setelah yang lainnya dilayani oleh para karyawannya.
Maka Yunho tersenyum padanya.
Selagi San, sosok itu, memilih duduk di meja panjang sejajar dengan kasir tersebut.
"Selamat datang. Silahkan menunya." Yunho menyapa, menyodorkan buku menu dan menunjukan kode QR yang diprint--di atas meja. "Bisa lewat QR juga."
San mengangguk samar sambil menaruh tas gym-nya di lantai. Menggunakan buku menu, San memperhatikan satu per satu menu, sampai dirinya merasa menemukan satu--untuk cepat. "Caesar salad, roast beef panini dan healthy green juice. Thank you."
Dengan itu Yunho mengangguk, beralih menuju dapur dan segera meminta bagian di dapur untuk membuat pesanannya.
Sedangkan San segera mengeluarkan ponselnya lagi, menghela napasnya, dan mengambil potretnya sendiri secara asal.
Lalu mengetik;
sarapan di sini
lupa namanya tadi waktu masuk
aku shareloc ajaDan mengirimnya.
San menaruh ponselnya di atas meja.
Bersamaan Yunho kembali, untuk mengelap gelas yang dirinya jajarkan di bagian bawah dari meja tinggi tersebut, untuk beberapa kebutuhan cepat. Contohnya, jika pelanggan ada yang meminta air mineral, atau hanya gelas kosong untuk memisahkan es batu.