Toxic - 017 : Kabut Sudut Pandang Pt. 2

101 18 2
                                    

Hongjoong menutup pintu dengan kakinya, selagi Yeosang berada dalam gendongannya--seperti koala--setelah mereka tiba di rumah. Setelah menaruh kunci mobilnya di meja tinggi dekat pintu utama, mengganti sepatu mereka dengan sandal rumah, dirinya segera membawa arah ke ruang tidur.

Tubuh Yeosang semakin panas dan itu tak membuat Hongjoong memaksa untuknya mandi, membersihkan diri. Hanya dibaringkan di atas kasur kemudian, selagi dia mendudukan diri di tepian.

Dengan matanya yang berat, Yeosang berusaha menatap.

Di mana Hongjoong diam, memperhatikan, seraya mengusapi pahanya.

"Jangan pergi..."

"Aku takkan--"

"Bukan hari ini." Yeosang memohon dengan suara rapuhnya. "N-nanti... tolong."

Hongjoong bertahan pada usapannya, menatap datar pada sosoknya, tapi tentu tak membuat kekhawatirannya mengurang. Hongjoong melihat Yeosang benar-benar sudah takkan sanggup hidup tanpanya. "Aku hanya pergi sebentar. Tiga hari jika tak ada perubahan."

"Aku ingin ikut..." cicit Yeosang dan memaksakan diri untuk duduk. "Aku tak mau sendiri, aku takut..."

"Yeosang." Hongjoong menghela napasnya.

Sosok yang dipanggil tahu bahwa itu hal yang buruk untuk mendapatkan cara bicaranya seperti itu.

"Kapan terakhir kali kamu merengek dan semua berubah--"

"Jangan bicarakan tentang itu." Kedua tangan lemah dengan suhu meningginya tersebut meremas lengan Hongjoong di atas pahanya. Yeosang berair pada matanya, memohon dalam penyesalan secara cepat. "Maaf... m-maafkan aku... aku akan mencoba untuk bertahan sendirian..."

Sayangnya, topik ini masih sama seperti kemarin, sehingga Hongjoong memilih untuk tak mengabaikannya. Hongjoong membawa posisinya lebih menghadap, dengan satu kakinya terlipat di atas kasur tersebut, dan menarik tangannya sendiri.

Dan itu membuat Yeosang menahan dirinya di depan perutnya, berusaha untuk menguatkan diri. "M-maaf... maaf--"

"Mungkin sudah saatnya kita bahas ini lagi?" 

Pertanyaan itu terdengar seperti ancaman untuk Yeosang, yang langsung menggelengkan kepalanya dalam ketidakinginannya. "T-tolong, aku tak mau... tak bisa... jangan..."

"Sampai kapan kamu mau menghindar?"

"T-tak mau..." Yeosang menggeleng panik ketika air matanya meleleh semakin banyak. Dirinya diserang ketakutan nyata, dari hal-hal yang menjadi luka terbesarnya. "Tak mau... t-tak bisa..."

Hongjoong merasakan tekanan di dalam dirinya juga, untuknya kemudian berdiri.

Yang membuat Yeosang berusaha mencapainya cepat.

Walau Hongjoong langsung menepisnya pelan. "Kita bicarakan ini."

"T-tak mau--tolong, jangan, tolong--"

"Kita ingat hal terakhir di mana kamu merengek dengan egomu untuk terakhir kalinya, sampai membuat kedua orang tuamu perlu--"

"Hongjoong, tolong!"

Hongjoong diam sejenak, melihat Yeosang merangkak menuju tepi ranjang dengan lemasnya. "Sekarang kamu panggil aku dengan namaku?"

"To-tolong, tolong, jangan, aku tak berani--"

Sayang sekali untuk detik itu, Hongjoong sudah tak mau menahannya. Hongjoong menatapnya dengan lekat, erat, untuknya menyampaikan hal yang benar-benar Yeosang takuti di sana. "Coba kita ingat, betapa gilanya kamu akan kesempurnaan dahulu,--"

TOXIC (ATEEX BXB)Where stories live. Discover now