Selepas kerja Wooyoung memang sudah berencana akan mampir ke cafe, untuk membawa Yunho pergi. Wooyoung yang hari ini berniat akan tidur di rumah Yunho, agar mereka bisa bersama, dan setidaknya itu akan menghapus perasaan bersalah yang dirasakannya sepanjang hari.
Benar juga, mengapa Wooyoung bisa sebodoh itu?
Kemarin, Wooyoung benar-benar terlena akan sebuah rasa yang baru, sampai membuatnya berpikir untuk melanjutkan hal yang akan disesalinya.
Tak mungkin. Wooyoung tahu dirinya sudah cukup hanya bersama dengan Yunho, sekalipun itu hanya satu seumur hidupnya.
Bisa-bisanya Wooyoung mengambil risiko dapat ditinggalkan oleh Yunho jikalau mengetahui tentang perselingkuhannya.
Ya, Wooyoung yakin Yunho bisa meninggalkannya...
...karena selama ini dirinya sendiri benar-benar berjanji untuk tak pernah berselingkuh secara fisik.
Padahal Wooyoung memang sangat bernafsu semalam, oleh kekasih orang lain. Namun begitu Wooyoung memanggil Yunho, dan selalu sosok itu yang memberikan segalanya, dia tersadar kembali bahwa mencari hal dari orang-orang di luar sana, adalah sesuatu yang sangat merugikan. Membuang waktu, pun sia-sia.
Memang siapa yang berani untuk meninggalkan kekasih lamanya sendiri untuknya?
Hanya Yunho.
San hanya satu dari sekian bajingan di pesan langsungnya, yang tergoda, dan rela mengkhianati pasangannya.
Sedangkan Wooyoung dan Yunho?
Mereka takdir.
Wooyoung yakinkan itu.
Jika tidak, mereka takkan bertahan untuk lima tahun lamanya, bukan?
Ah, mengapa memikirkan San?
Wooyoung membuka pintu cafe dengan senyuman di wajahnya. Walau lelah seharian bekerja--dan kurangnya istirahat--Wooyoung merasa senang, dan ingin segera menemui kekasihnya. Wooyoung melihat di sekitar, tapi tak menemukannya, jadi dirinya tahu ke mana harus mencarinya.
Tiga tempat.
Dapur, ruangan Yunho, dan ruang penyimpanan.
Ketika mencapai dapur, tak ada. Di ruangan kantornya pun tak ada. Maka Wooyoung langsung menuju ruang penyimpanan, karena tak memungkinkan jika Yunho tak ada di cafenya, di jam-jam seperti ini.
Namun begitu membukanya...
Wooyoung hanya tak paham.
Mengapa... Yunho bersama Mingi di dalam sana?
Di mana Yunho tengah mengusap wajahnya sendiri, selagi Mingi baru saja berdiri dari posisi berlututnya--entah baru melakukan apa. Mingi yang pertama kali menyadari kehadirannya karena perbedaan kontras cahaya dari arah luar dan dalam, sebelum Yunho.
Tampak bagaimana Mingi menjadi panik seketika.
Sedangkan Yunho... terlihat... marah?
Wooyoung diam masih tak bergerak.
Terlebih ketika Yunho mendekat ke arahnya, sebelum menarik lengannya agar masuk lebih dalam ke ruangan tersebut.
"Kamu itu ngapain, hah?!"
Wooyoung mengerjapkan matanya secara cepat.
T-tunggu...
Tentang apa ini...?
"Kamu janjiin apa sama orang itu?!"
Oh sial...
Apa Yunho tahu tentang--