Toxic - 029 : Persilangan

92 18 0
                                    

Berusaha untuk tak memikirkannya sama sekali, Jongho menjalani hari baru itu seolah tak dalam keadaan khawatir, karena Mingi tak pulang sama sekali. Seharusnya Jongho juga tak perlu benar-benar merasakan itu, berhubung laki-laki yang kemungkinan bersetubuh dengannya kali ini bisa diketahui identitasnya.

Pemilik cafe itu.

Hhh, ternyata menyakitkan lebih dari biasanya jika tahu siapa orangnya.

Padahal semalam, Jongho ingin minta maaf, dan menghabiskan malam berdua bersamanya.

Untuk itu, agar pikirannya bisa lepas, Jongho memilih untuk menepati janjinya. Sudah 5 judul buku yang terbit atas namanya, dan Jongho membawa seluruhnya per judul. Sudah ditandatangani, dimasukan ke dalam paper bag bekas pakaian ternama--yang pernah dibelikan Mingi untuknya--dan sudah berdiri di depan toko bunga.

Bertandakan buka.

Jongho menarik napasnya, sebelum mendorong dan masuk ke dalam untuk menemukan sosok yang menjadi tujuannya kemari.

Tak lama dari situ, dari arah bagian dalam ruangan lainnya yang lebih tertutup--tak berdinding kaca--seseorang keluar dari dalam dengan apronnya. Mengerjap, polos, namun kedua pupilnya benar melebar begitu menyaksikan Jongho di sana.

Rasanya seperti disambut.

Mingi tak pernah benar-benar melakukan itu, jika dipikirkan.

"O-oh, selamat pagi."

"Hai..." Jongho menyapa tipis, pada laki-laki bernama Yeosang tersebut sebelum menyodorkan paper-bag-nya. "Maaf, gue cuma nebak toko lo udah buka atau belum di pagi ini. So, gue datang untuk nepatin janji."

Terlihat Yeosang sedikit menggigit bibir bawahnya, dan mengangguk. "Saya kira akan datang sore nanti."

"Apa... ganggu?"

"Tidak, tidak." Yeosang mengibaskan tangannya pelan, dan tersenyum lagi tipis. Terlihat merasa tak enak. "Maaf merepotkan."

"Gak sama sekali." jawab Jongho, dan mengedik sodoran tangannya. "Ini, silakan."

Pelan tapi pasti, Yeosang pun menerima paper-bag tersebut, dan mengintip secara sopan--masih di depan Jongho, tak sembunyi-sembunyi. Seketika terkejut karena tak menyangka diberikan banyak. "Ah... i-ini terlalu banyak, apa tidak--"

"Ucapan terima kasih." Jongho yang memotong sopan, tersenyum padanya. "Lagipula kemarin gue juga nawarin buat naikin harga, tapi gak lo lakuin. Jadi ini yang terbaik yang bisa gue lakuin untuk repotin lo kemarin."

Yeosang mengangguk, tersenyum menatap. Walau tak lebih dari dua detik karena dirinya segera tersadar, dan membuatnya segera memalingkan wajah untuk berbalik. "Terima kasih, maaf merepotkan. Akan saya jaga dan baca."

"Ya..." Jongho sendiri tak tahu mengapa dirinya menjadi canggung. Jongho menepuk kedua tangannya pada paha sendiri sambil mengangguk melihat Yeosang meletakkan paper bag-nya di meja. "Semoga suka dan oh--lo bisa tinggalin review di web atau media sosial gue kalau berkenan."

Balasan dari Yeosang hanya anggukan, sebelum berbalik lagi melihatnya.

Menempatkan Jongho pada posisi benar-benar tak tahu harus melakukan apa lagi.

Jikalau Yeosang tak bertanya pelan, "semua lancar untuk kemarin?"

"Permintaan maaf gue?"

Yeosang mengangguk.

Untuk kali ini, Jongho tak memiliki pilihan selain mengangguk. Hanya untuk sebuah kebohongan, dari pada harus membukanya pada orang asing.

Walau ya...

TOXIC (ATEEX BXB)Where stories live. Discover now