Toxic - 014 : Alasan untuk Pergi Pt. 4

119 20 0
                                    

Pada akhirnya Yeosang tetap berada di sini.

Badannya masih hangat dan Yeosang tak bohong merasakan pening di kepalanya, sejak bangun dari tidurnya. Hongjoong memang tak mengatakan apapun ketika dirinya membuka mata, tapi Yeosang juga tentu tahu bahwa permintaannya kemarin terdengar seperti angin semata. Toh, Yeosang juga memahami mengapa toko bunga ini ada, jadi dirinya tak bisa melarikan diri.

Mungkin, mungkin Hongjoong membiarkannya untuk beristirahat di rumah.

Sayangnya, Yeosang yang mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja dan ingin membuka toko. Sekalipun sedang tak ada pesanan dari jauh hari. Yeosang bisa mendapatkan waktu kosong, tapi dia memilih berada di sini.

Sedikit menyesal...

Yeosang hanya berharap Hongjoong cepat menjemputnya.

Tak banyak pelanggan di hari Senin itu.

Mungkin mendekati makan siang, ada satu orang yang masuk dan mencari bunga sebagai permintaan maaf, katanya. Dari bunga-bunga yang Yeosang sarankan, pada akhirnya laki-laki itu memilih sendiri.

Bunga krisan putih, dibuat buket.

Yeosang menyusunnya walau agak gemetar di tangannya, untuk tetap melayani pelanggannya dan terlihat cantik, anggun, rapi, juga sempurna. Selalu tersenyum, sekalipun keadaannya sekarang pun disadari bahwa pucatnya agak menghawatirkan. Hanya saja, Yeosang tahu bahwa dirinya ada untuk dipamerkan di antara keindahan.

Jadi seperti itu.

Setelah membayar, laki-laki itu sempat menyarankannya untuk segera makan dan beristirahat, karena bibirnya agak pucat.

Oh, salah.

Itu artinya, Yeosang harus memberikan bibirnya pelembab dan perwarna alami, agar tak cacat sama sekali.

Ya, benar...

Agar tak cacat sama sekali...

Saking tak ingin cacatnya, Yeosang benar-benar menghindari diri untuk melukis di atas kanvas kembali, dan hanya melakukan untuk tubuhnya sendiri. Warna-warna merah, biru, ungu bahkan hijau itu dirinya timpa dengan warna lain. Bahkan bukan menyamarkan, Yeosang berusaha untuk menghilangkannya, sekalipun nyerinya tetap ada.

Semua adalah tentang kesempurnaan.

Kesempurnaan dari karya seni, yang membuatnya mengagumi hal yang tak seharusnya dikagumi.

Sulit untuk diingatnya lagi.

Satu kejadian itu, membuatnya sadar, bahwa semasa hidupnya dahulu...

...Yeosang benar-benar jahat, menuntut kesempurnaan dari semua pihak.

Tunggu.

Yeosang bicara apa?

Demam ringan yang masih tersisa ini membuat Yeosang berpikir macam-macam...

.

.

.

Baru selesai memesan, dan membiarkan sang pelayan beranjak pergi, Hongjoong agak mengernyitkan dahinya, di jam makan siang tersebut. Hongjoong tentu, di balik kacamatanya, bisa melihat bahwa seseorang yang beberapa jam lalu dibantunya, kini bertemu lagi dengannya. Hongjoong yang menyadari pertama, memang, sampai sosok yang tengah mencari spot kosong itu terkesiap sendiri ketika medapatinya.

Ah, pertemuan lagi.

Jika dalam rumusnya, tak ada yang namanya kebetulan.

"Oh... Pak Dosen." Seonghwa saat itu menyapa.

TOXIC (ATEEX BXB)Where stories live. Discover now