Toxic - 032 : Ruang Tertutup

77 15 0
                                    

Tengah duduk sibuk membaca salah satu buku dari lima yang didapatkannya, Yeosang terkesiap begitu ponselnya berdering panjang di atas meja. Di posisinya duduk di sofa rumah, sudah meninggalkan toko bunga sejak dua jam lalu, dia segera meraihnya tanpa menutup halaman yang dibacanya.

Siapa lagi yang akan menghubunginya, bukan?

Dengan senyuman di wajahnya, Yeosang segera mengangkat panggilan tersebut--sambil duduk menyamankan diri, menekuk kedua kakinya di atas sofa tersebut.

"Bagaimana keadaanmu?"

"Sudah tidak panas." Yeosang menjawab pelan pun lembut, untuk kekasihnya. "Dan bagaimana di sana?"

Walau bukan jawaban, melainkan pertanyaan lain yang didapatkannya. "Kamu menerima hadiah dari orang lain?"

"A-ah, itu..." Yeosang mengulum bibir bawahnya sendiri. Kebetulan CCTV yang dipasang tak menangkap suara--mereka pernah memasang demikian tapi berakhir dengan sering error, jadi Hongjoong mengalah untuk itu. "Kemarin dia memohon ingin bunga dari toko, maka dari itu aku izin karena--"

"Dia penting?"

"B-bukan..." Yeosang tahu bahwa dia bisa saja melakukan kesalahan di mata Hongjoong. Yeosang berharap bisa sedikit membela dirinya. "Dia bi-bilang... mau memberikanku bukunya--dia penulis--karena dia butuh bunga dari tokoku untuk hal... mendesak. Dan... dan setelah kamu membawaku ke ruang bawah, mungkin... a-aku butuh kembali berani menghadapi imajinasiku. Aku ingin mengasahnya lagi."

"Dan dia membantumu?"

"Bukan seperti itu..."

Ada jeda dari seberang.

Yeosang mulai khawatir dan sudah berpikir untuk pasrah. "Aku minta maaf. Aku akan membuangnya--"

"Ada berapa buku yang dia berikan padamu?"

"Ada... lima."

"Okay." 

Jawaban itu membingungkan; Yeosang mencoba memastikan. "Kalau begitu, a-aku akan membuangnya--"

"Kamu mau menyimpannya?"

Yeosang tak membalas.

Maka Hongjoong melanjutkan. "Lihat ke arah CCTV."

"A-aku tak mau..."

"Lihat."

Kini, Yeosang gemetar karena takut. 

Ada satu dari sekian aturan yang Hongjoong berikan padanya sejak semua berubah menjadi buruk. Salah satunya, adalah untuknya tak pernah sekalipun menatap ke arah CCTV, atau Hongjoong akan menganggapnya menantang.

Jadi selama ini, Yeosang tak pernah mengangkat wajahnya.

"Lihat."

"T-tak mau... aku tak mau..."

Hongjoong tak membalas.

Segera Yeosang menutup bukunya, kehilangan di halaman berapa dirinya membaca, dan segera mengangguk untuk turun dari sofa. "Aku akan membuangnya--"

"Lihat ke CCTV." Hongjoong menyela. "Dan akan aku biarkan kamu menyimpannya."

"Aku t-tak butuh menyimpannya ji-jika kamu memintaku untuk melawanmu. Aku t-tak mau." Yeosang merintih dalam paniknya. "Aku akan membuangnya d-dan memberikan buktinya padamu."

"Dengar aku; lihat ke arah CCTV."

"T-tak mau, aku tak bisa... aku..."

"Ini perintah."

TOXIC (ATEEX BXB)Where stories live. Discover now