Toxic - 033 : Bangkai yang Disamarkan

86 9 0
                                    

Berusaha menyentuh apapun, Wooyoung kesulitan. Tangan Wooyoung menggapai atap mobil atau pun kaca di sebelahnya, pada jok belakang tersebut untuk melampiaskan apa yang dirasakannya sekarang. Sesak karena napasnya tertahan, tapi nikmat bercampur nyeri pada lubang analnya, yang menjalar sampai ke tulang panggulnya. Semua didapatkannya usai meyakinkan Yunho--dan dirinya sendiri--bahwa semua hal akan berubah, akan membaik.

Sejujurnya Wooyoung sendiri belum benar-benar bisa percaya bahwa dengan ini Yunho dapat memberikan waktunya, namun bagaimana lagi? Wooyoung harus mencari cara untuk lepas dari satu kesalahannya. Karena dirinya takut, begitu takut, jika Yunho membalasnya. Sungguh, bukankah akan sangat menyakitkan jika pemujamu, yang sanggup untuk bersujud untukmu, pada akhirnya menghianatimu lantaran kamu menghianatinya lebih dahulu?

Tidak akan Wooyoung biarkan semua itu terjadi.

Maka di sini pun, Wooyoung berusaha untuk terus memanjakan Yunho. Membuatnya paham bahwa tak ada lagi yang bisa memuaskanya seperti ini. Wooyoung menahan gemetar pada pahanya sendiri, selain hanya dengan meremas lengan Yunho yang mencekiknya sambil terus bergerak naik turun di atas pahanya. Sehingga Yunho bisa, dengan nafsu penuh pada sorot matanya, menguasai kulitnya atau mencium bibirnya, atau hanya menyaksikan Wooyoung kesulitan.

"Sayang--anhh, sayanghh..." Wooyoung merintih, pada bagian dalam mobil yang terasa panas dan sesak. Penuh, seperti bagaimana rektumnya terisi. "Can't breathe--hanhhh, I can't--"

Yunho seperti terhipnotis.

Itu bagus untuk Wooyoung, mencari perjanjian itu. "Please--please let me--hnngg, let me to--"

Justru cekikannya menguat.

Wooyoung melihat Yunho belum mau menyetujuinya.

Padahal sepanjang perjalanan--setelah menjemputnya dari bank tadi dan sedikit berdebat--Wooyoung sudah berusaha untuk mempertahankan hasutannya. Menemaninya mengemudikan mobil sambil memberikan service pada penisnya, menggunakan mulutnya. Seraya juga, Wooyoung yang melepas celananya dan melempar ke belakang, melonggarkan lubangnya sendiri dengan jarinya.

Tanpa bantuan apapun.

Agar Yunho penuh pikirannya tentang dirinya.

Dan begitu mereka mencapai basement dari apartemen Wooyoung, tak ada ragu lagi, keduanya berpindah ke jok belakang, dan sudah 20 menit sejak pertama persetubuhan itu dilakukan. 

Wooyoung hanya ingin Yunho seperti ini--apa susahnya? Setiap Wooyoung selesai bekerja, Yunho pun selesai dengan cafenya, maka sisa hari dihabiskan untuk mereka berdua. Bercumbu, bercinta, bersetubuh secara liar, sebelum tidur nyenyak saling berpelukan.

Sungguh, Yunho terlalu menyia-nyiakannya.

"Jangan gila, kamu." Yunho terdengar menggeram. Terlebih pun, Yunho kembali mengambil alih dengan menghentak pinggulnya, menjadikan Wooyoung sangat tak berdaya di pangkuannya. "Kamu nyuruh aku biarin ada orang lain rasain kamu kayak gini? Ngentotin kamu kayak gini?"

"S-sek--sekali aja, Yunh--" rintih Wooyoung, dengan mata terpejam yang berusaha terbuka. Juga dirinya mencoba untuk membuat Yunho sedikit melonggarkan cekikannya karena dia tak lupa, bagaimana sang kekasih jika lepas kendali. "Please... hhnnh, k-kamu bisa pilihkk... orangnya, dan akhh... aku gak akan... pena...saran lagihh..."

Yunho menekan secara keras, dan kuat.

Dan itu yang membuat Wooyoung di ujung sensitifnya bergetar hebat lantaran dirinya sudah keluar lebih dahulu. "Hhnnhh... Yunhh--!"

Yunho menatapnya dengan marah dan dengan satu dorongan, dia melepaskan cekikannya. Tapi mampu membuat kepala belakang Wooyoung terbentur ke bagian belakang jok depannya. "Gila kamu." 

TOXIC (ATEEX BXB)Where stories live. Discover now