Satu jam berlalu, saking lama menunggu membuat Syaqila malah tertidur nyenyak. Tak lama kemudian tepat pukul dua belas siang, Aprizal datang kembali — berdiri depan pintu.
Selepas itu, Ambar keluar dari rumah sambil membawa rantang untuk memberikan pada Syaqila. Namun Ambar malah bertemu Aprizal nan barusan mau pulang.
"Om Rizal, Tante Qila nya ada?" tanya Ambar.
"Om, nggak tau nak. Ini aja baru mau pulang," balas Aprizal.
"Ini, Om. Tadi ibu suruh aku bawa rantang makan siang buat om dan tante." Ambar menyodorkan rantang.
"Heh, terima kasih banyak nak. Tunggu sebentar yah, nanti om balikan rantang nya."
"Iya, Om."
Usai mengobrol dengan Ambar. Aprizal pun mengetuk pintu sambil memanggil Syaqila sebanyak tiga kali. Kini Aprizal tak mendengar sahutan Syaqila.
Kemudian Aprizal membuka pintu, ia kaget bahwa pintu tidak dikunci, "Hah, pintu nya nggak dikunci. Terus Syaqila ke mana?"
Setelah itu, Aprizal masuk ke dalam rumah. Sedangkan Ambar berdiri di depan pintu, seraya menunggu rantang datang kembali.
Aprizal bergegas melihat semua ruangan untuk mencari Syaqila, lalu ia melihat Syaqila tertidur nyenyak di atas ranjang.
"Ya Allah, Sayang. Sudah dipanggil dan dicari, ternyata malah tertidur di sini," ucap Aprizal.
Selanjutnya Aprizal membangunkan Syaqila, sembari mengajak makan siang, "Sayang, bangun. Mas, sudah pulang nih."
Syaqila tertidur nyenyak pun terbangun, dengan mata remang-remang melihat Aprizal yang mengenakan pakaian loreng.
"Mas Rizal, sudah pulang?" tanya Syaqila.
"Iya sayang, tapi mas masih lanjut kerja lagi sampai sore. Mas, pulang ke rumah ingin makan bersama mu," balas Aprizal.
"Yah, aku kira mas sudah pulang buat nemenin ku. Ahh, so sweet, terima kasih banyak Mas Rizal."
"Nggak bisa, Sayang. Maaf nggak bisa nemenin mu. Nanti sore sampai besok pagi, mas janji bakalan nemenin. Ya sudah, buruan bangun, tadi mas dapat rantang dari Ambar," suruh Aprizal.
"Heh, baiklah mas. Lah, diantarkan lagi. Duh, harus kasih balasan nih."
"Yang pagi tadi sudah balas balik, Sayang?"
"Sudah, Mas. Tadi aku bikin seblak, sekalian masakan untuk Mas Rizal."
"Wah, Seblak. Mas baru dengar makanan itu, oh ya seblak nya ada di mana?"
"Ada di dapur, Mas. Sudah aku siapin di atas mangkok sama ku tutup piring kecil, biar nggak dihinggapi lalat."
Aprizal bersemangat. Kemudian mereka berdua segera berjalan menuju dapur. Saat sampai di dapur, Aprizal langsung membuka mangkok dan untuk mencicipi seblak buatan Syaqila.
Sedangkan Syaqila sibuk membuka rantang, dengan memindahkan isi rantang ke dalam mangkok baru.
"Nyam, nyam. Sayang seblak buatan mu enak sekali. Mas langsung jatuh suka. Mas, kira bakalan pedas," ucap Aprizal dengan memuji masakan Syaqila.
"Alhamdulillah, terima kasih banyak, Mas. Aku terpaksa nggak bikin pedas, Mas. Soalnya nih seblak sekalian ngasih buat Ambar," balas Syaqila."
Aprizal pun mengangguk. Kemudian Syaqila membuka rantang, dengan berisi dua ayam goreng, nasi sama sayur asem.
Padahal Syaqila, sudah menanak nasi. Namun karena pemberian, dengan terpaksa ia menerima nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Destiny [TAMAT]
Romance[Cerita ini mengandung adegan dewasa dan terkhusus kan untuk berumur 18+] [Slow Update, tergantung mood] Mengisahkan seorang abdi negara berumur 21 tahun yang jatuh suka pada seorang wanita. Wanita tersebut masih berumur 17 tahun. Namun, kisah cinta...