14. TENGAH MALAM

129 2 0
                                    

Selama berada di dalam mobil. Kini Syaqila tak pernah berhenti memandang Aprizal yang mengenakan kemeja putih tangan panjang.

Kemudian Syaqila memegang lengan tangan kiri Aprizal. Aprizal yang mengendarai mobil malah kaget, lalu ia menoleh ke samping melihat Syaqila tersenyum.

"Sayang, ada apa?" tanya Aprizal.

"Aku cuman pengen pegang lengan tangan, Mas. Kita nggak nyangka yah mas, bisa jadi suami-istri, semoga hubungan kita terus berjalan hingga akhir hayat," balas Syaqila.

"Iya sayang, Aamiin. Oalah kirain kamu mau minta sesuatu."

Tak lama kemudian, perut Syaqila malah keroncongan — menarik perhatian Aprizal.

"Sayang, kamu lapar kah?" tanya Aprizal lagi.

"Iya, Mas. Pengen makan nasi pecel lele saos tiram," balas Syaqila.

"Ututu  ... ya sudah, kita cari pecel lele dulu."

Syaqila mengangguk tersenyum. Sepuluh menit berlalu, kini mereka berdua melihat warung kaki lima pecel lele yang berada di depan ruko.

Selepas itu, mereka berdua turun bersamaan dari mobil. Melihat Aprizal dan Syaqila turun dari mobil, menarik perhatian semua orang yang sedang makan.

"Mas, mengapa semua orang memperhatikan kita?" tanya Syaqila.

"Kan kita baru selesai menikah, Sayang. Jadi wajar memperhatikan kita," balas Aprizal.

"Oalah, jadi begitu. Tapi, aku kelihatan malu mas."

"Kamu nggak usah malu, anggap saja kayak biasa. Kita datang ke sini, cuman mau makan."

"Em, baiklah mas."

Saat duduk di meja makan. Aprizal memanggil salah satu waiters, "Kak, sini?"

"Iya, Pak. Mau mesan apa?" tanya waiters.

"Aku mau pecel lele saus tiram dua, terus sama kopi susu satu," balas Aprizal.

"Aku mau es teh aja, Kak," tambah Syaqila.

"Oh, baiklah pak, Bu. Harap tunggu sebentar."

Aprizal dan Syaqila mengangguk. Usai memesan makanan, kini Aprizal memegang jari jemari Syaqila.

"Sayang, kamu masih ingat dengan pertemuan pertama kita?" tanya Aprizal.

"Iya mas, terus kenapa?" heran Syaqila.

"Coba kau lihat dua pria itu, yang sedang memperhatikan tiga wanita lagi menyantap makanan," ucap Aprizal dengan menunjuk ke depan.

Syaqila juga mengikuti petunjuk Aprizal, "Iya mas, terus apalagi?"

"Mas pernah merasakan seperti itu. Awalnya mas tak pernah jatuh cinta pada seorang wanita, bukan berarti mas trauma atau gay. Tapi, mas benar-benar nggak mau untuk merusak rancangan masa depan. Setelah melihat mu, detak jantung mas malah tiba-tiba bergetar hanya untuk mendapatkan mu. Sekarang sudah tercapai."

Syaqila diam sejenak sambil mencerna penjelasan Aprizal, "Oh begitu, maaf mas kalau aku tadi nggak nyambung. Aku sebenarnya nggak pernah jatuh suka sama siapa pun, sebab bibi selalu melarang ku. Namun ketika mendengar pembicaraan mas, aku malah merasakan hal yang sama."

"Iya sayang, nggak pa-pa. Meski pemikiran kita tidak se-frekuensi, tapi mas tetap sayang ke padamu. Hanya kau ratu satu-satunya yang bisa meluluhkan hatiku."

"Bisa aja nih, raja ku."

Selama mereka berdua sibuk mengobrol, tak lama pramusaji datang menyajikan makanan untuk Aprizal dan Syaqila.

Love and Destiny [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang