Selesai memasak, Syaqila bersiap memberikan semangkok seblak untuk Ambar.
Namun saat Syaqila keluar dari rumah. Kini sebuah motor berhenti di depan rumah, yang mana mengantar Ambar pulang itu adalah Hasan.
"Nak, ayah antar sampai sini, yah," ucap Hasan.
"Iya, Ayah," balas Ambar.
Kemudian Syaqila memanggil Ambar. Saat Ambar berbicara pada Hasan. Mereka berdua menoleh bersamaan ke arah Syaqila.
"Tante Qila," sahut Ambar.
"Tante Qila? Nak, dia siapa?" tanya Hasan.
"Tante Qila, Yah. Istrinya Om Rizal," balas Ambar.
"Hah, Rizal sudah punya istri? Kok ayah nggak tau. Katanya Rizal masih bujang."
Ambar pun diam saja dan tidak mempedulikan Hasan. Kemudian Ambar datang menghampiri Syaqila.
"Ambar, ini tante ada makanan terenak untukmu. Semoga aja kamu suka," ucap Syaqila menyodorkan seblak pada Ambar.
"Wah, terima kasih banyak tante," balas Ambar.
"Iya, sama-sama. Anggap saja ini balas terima kasih padamu, sebab telah mengantarkan rantang nasi goreng."
Ambar mengangguk tersenyum. Melihat Syaqila dan Ambar sibuk mengobrol. Kini Hasan turun dari motor, datang sambil menghampiri mereka berdua.
"Permisi, mbak istrinya Rizal, 'kah?" tanya Hasan.
"Iya mas, saya istrinya Mas Rizal. Oh ya mas siapa, yah? " balas Syaqila.
"Perkenalkan saya Hasan. Semenjak Rizal sendiri, saya dan istri saya sering membantu Rizal, serta menganggap seperti saudara. Oh ya, mbak sudah lama menikah dengan Rizal, yah?"
"Oh, Bang Hasan, yah. Aku juga sudah tau bang, tadi istri abang sama Mas Rizal membicarakan kepadaku. Baru malam kemarin kami sudah sah jadi suami-istri."
"Iya. Lah, kok Rizal nggak ngasih tau?" heran Hasan.
"Kami menikah langsung di tempat penghulu, Bang. Sebab umurku masih muda, jadi nikah siri," balas Syaqila.
"Nikah siri? Emang umur mu berapa?"
"Iya, Bang. Masih 16, nanti tanggal 1 bulan depan, aku ulang tahun ke-17."
Saking lamanya Syaqila mengobrol dengan Hasan. Ambar yang masih mengenakan pakaian sekolah, malah kelaparan — akhirnya meninggalkan mereka berdua.
Kemudian Ambar mengetuk pintu, agar Narti membuka pintu.
Tok!
Tok!Tak lama Narti berjalan ke depan pintu, sembari membukakan pintu. Cek lek! Saat pintu terbuka, Narti melihat Ambar, Syaqila dan Hasan yang sedang mengobrol.
"Ayah, Mbak Qila, Ambar. Kalian ngapain ada di depan rumah?" heran Narti.
"Ini sayang, ayah lagi ngobrol sama Qila. Ayah nggak tau kalau Rizal sudah menikah kemarin, mana mereka menikah siri. Sayang, mas nikahin kamu kemarin umur berapa?" balas Hasan, lalu bertanya.
"Nikah siri, itu apa mas? Umur tujuh belas tahun mas, tepat saat aku ulang tahun," balas Narti.
"Nikah siri, ketika umur belum pas, jadi nikahnya langsung ke tempat penghulu. Oh syukurlah, pantas saja kita bisa, menikah di KUA."
Syaqila dan Ambar pun diam saja, mendengar obrolan mereka berdua.
"Hah, nikah di bawah umur. Mbak Qila, umur berapa sekarang?!" kaget Narti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Destiny [TAMAT]
Romance[Cerita ini mengandung adegan dewasa dan terkhusus kan untuk berumur 18+] [Slow Update, tergantung mood] Mengisahkan seorang abdi negara berumur 21 tahun yang jatuh suka pada seorang wanita. Wanita tersebut masih berumur 17 tahun. Namun, kisah cinta...