"Zal, wanita itu nggak asing kulihat, kalau nggak salah dia temannya Syaqila kan?" tanya Syarif.
"Iya, dia adalah teman Syaqila, namanya Putri. Emag kenapa kamu bertanya seperti itu?" tanya balik Aprizal.
"Oh Putri, yah. Dia cantik yah, enggak aku cuman kagum. Soalnya dia setiap malam beli roti bakar di sini," balas Syaqila.
"Terus kalau dia cantik, kamu mau begitu? Ingat Rif, di rumah masih ada anak dan istri."
"Dih, kagak lah. Zal, kenapa kamu nggak tembak Putri aja, kayaknya dia lebih cantik."
"Lah, mengapa kamu malah mengatur ku? Terserah aku mau menembak siapa, lagi pun aku telah menemukan wanita yang tepat. Meski istriku ini terlihat biasa saja, namun pandangan ku tetap luar biasa."
"Yah, aku nggak mengatur mu tapi hanya menyarankan. Biar nasibnya nggak sama seperti ku. Em, begitu, aku minta maaf."
"Aku percaya kalau Syaqila orang baik dan nggak pemboros. Bahkan stok makanan yang ia atur juga, nggak terlalu banyak habis."
Syarif pun diam saja. Setelah mereka berdua mengobrol. Syaqila datang menghampiri Aprizal dan Syarif.
"Mas Rizal, aku mau buang air besar di masjid, yah," ucap Syaqila.
"Iya, Sayang. Mas akan menunggu di sini," balas Aprizal.
Syaqila mengangguk tersenyum. Usai mengobrol dengan Aprizal. Syaqila bergegas pergi ke masjid untuk buang air besar.
Dengan sekuat tenaga Syaqila membuang air besar, ia malah menerima deringan telpon dari Rahmah.
"Assalamu'alaikum, Qila. Aku mau kasih kabar, tadi ada yang SMS padaku. Jujur aku nggak tau dia siapa dan dapat dari mana nomorku. Setelah saling chattingan ternyata dia seorang tentara," ucap Rahmah.
"Wa'alaikum salam, Mah. Wah, rezeki dari mana tuh. Terus, kamu jadian nggak?" tanya Syaqila berpura-pura tidak tahu.
"Iya, Jadian. Dia yang nembak duluan. Terus dia suka anime juga. Aku nggak nyangka kalau ada tentara otaku," balas Rahmah.
"Hahaha ... sudah ku tebak kalau kalian bakalan serasi. Itu menghubungi mu pasti Mas Asgar kan?"
"Hah, maksudnya. Lah, kok kamu tahu. Atau jangan-jangan kamu yang nyebar nomor telepon ku."
"Iya, aku yang nyebar nomor kamu. Katanya kamu mau punya pasangan tentara. Tadi siang aku mengobrol dengan Ambar, dia bilang ada tentara masih jomblo tapi suka jejepangan. Nah, sorenya malah ketemu sama Mas Asgar yang nyariin Mas Rizal. Terus aku kasih tawaran sama Mas Asgar dengan menunjukkan fotomu. Eh, Mas Asgar tertarik sebab kamu pakai kacamata."
"Ya Allah, jujur aku terima kasih banyak padamu. Tapi, jangan lakuin nyebar nomor orang, Qila. Soalnya nomorku ini terlihat privasi."
"Iya, aku minta maaf. Aku berjanji tidak akan melakukan hal yang sama. Oh iya, jadi kapan kamu nikah sama Mas Asgar, siapa tau nanti kita tetanggaan di asrama?"
"Nikah? Pacaran aja baru, besok kami mau ketemuan di ruang temu. Haha ... bisa-bisanya kamu berpikiran seperti itu."
"Wah, semoga hubungan mu cepat langgeng yah. Kayak aku dan Mas Rizal. Tau nggak malam ini, aku lagi jualan roti bakar sama Mas Rizal dan Mas Syarif. Terus ada Putri beli roti bakar."
"Aamiin. Hah, di mana lokasinya. Kok kalian nggak ngajak aku, padahal aku pengen berkumpul juga."
"Lokasinya di kota, depan masjid. Kalau kamu pengen tau, tanya Putri aja. Bukan nggak ngajak kamu, tapi kebetulan aja ketemu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Destiny [TAMAT]
Storie d'amore[Cerita ini mengandung adegan dewasa dan terkhusus kan untuk berumur 18+] [Slow Update, tergantung mood] Mengisahkan seorang abdi negara berumur 21 tahun yang jatuh suka pada seorang wanita. Wanita tersebut masih berumur 17 tahun. Namun, kisah cinta...