47. GANTIAN MENGASUH

29 4 0
                                    

Selama Syaqila dan Aprizal bercumbu. Adhitya dan Aziz, memperhatikan mereka berdua yang sedang bercumbu.

"Ayah, ibu, lagi ngapain? Jangan bilang, kalau ayah sama ibu, mau buat adik lagi," tanya Adhitya.

"Heh, nggak nak. Ayah cuman kangen aja sama ibu. Hum  ... ayah sama ibu, nggak bikin anak lho," balas Aprizal.

"Terus kalau kangen, kenapa malah ciuman segala. Setiap malam, ayah tak berhenti bermain dengan ibu. Terus sembilan berlalu, ibu sudah pada melahirkan aja!

Aprizal pun diam saja, lalu Syaqila mengalihkan dialog, "Nak, alasan ibu mencium sama ayah mu. Itu tandanya ibu sangat merindukan ayahmu, gimana nggak kangen, kan kita ditinggal ayah selama setahun. Suatu saat, bila Adhitya sudah punya istri, akan merasakan hal ini."

Adhitya berdecik. Sebab merasa jijik, apa yang dikatakan oleh Syaqila. Dunia orang dewasa, ternyata lebih menjijikan. Ciuman, pelukan, bahkan bermain di ranjang, apakah itu artinya kerinduan.

Mendengar perdebatan mereka bertiga, kini Aziz yang masih muda, tak mengerti apa nan mereka bicarakan.

Melihat mereka ribut di dapur. Affan dan Aris pun terbangun dari tidurnya. Kini mereka berdua, segera pergi ke dapur.

Affan dan Aris, melihat Aprizal sambil memanggil, "Ayah?" Affan dan Aris segera merangkul tubuh Aprizal.

"Ayah, sejak kapan pulang?" tanya Aris.

"Tadi pagi ayah pulang, Nak. Affan, Aris nggak solat subuh, yah?" tanya balik Aprizal.

Affan dan Aris mengangguk. Kemudian Aris membalas, "Hehe  ... iya, Yah. Kak Adit sama Aziz, nggak bangunin kami, jadi terlambat bangun nya."

"Heh, bukannya kalian susah dibangunin. Ini malah fitnah segala!" kesal Adhitya.

Affan dan Aris cengengesan. Sedangkan Aziz geleng-geleng kepala. Aprizal dan Adhitya diam saja.

"Sudah, sudah. Daripada ribut, ayo kita sarapan dulu. Mumpung, nasi gorengnya masih hangat. Kalau dingin, nggak enak lagi," ajak Syaqila.

"Iya, Bu," balas serentak.

Selama mereka sarapan, kini Syaqila membuka obrolan, "Ayah, habis ini lanjut kerja kah?"

"Hari ini, ayah nggak kerja, Bu. Tadi, ayah sudah izin sama komandan," balas Aprizal.

"Bagus, nanti ayah temenin Askar yah, sekalian Affan, Aris sama Aziz, terus jangan lupa antarin Adit sekolah, pulangnya juga jemput. Ibu, mau istirahat total. Ibu, capek urusin anak ayah."

"Ya Allah, ayah capek lho, Bu. Padahal ayah lagi izin libur, mau istirahat seharian." Aprizal menggerutu.

"Ayah, nggak usah lebay. Justru ibu yang lebih capek. Dari mengandung, lahirkan sampai besarkan sekarang. Ayah, enak main tusuk-tusuk aja dengan menuruti keinginan kakek!"

Aprizal pun diam saja, lalu membalas, "Iya, Bu. Tapi, nanti malam kasih jatah yah."

"Kagak mau, aku capek hamil mas. Giliran lahir, malah cowok semua!"

Aprizal menghela napas. Melihat Syaqila dan Aprizal berdebat. Adhitya, Affan, Aris dan Aziz diam saja, sambil menyantap sarapan.

Selepas sarapan, Syaqila segera pergi ke kamar tidur, lalu tidur paling pojokkan. Sedangkan Aprizal, segera mengikuti perintah Syaqila, dengan mengantar Adhitya ke sekolah.

Setelah kepergian Aprizal. Affan dan Aris sibuk bermain. Sedangkan Aziz sibuk membaca buku, dengan mencari banyak ilmu. Sedangkan Askar masih tertidur nyenyak.

Love and Destiny [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang