4. JALAN BERDUA

116 2 0
                                    

Selama mereka berdua sibuk mengobrol, tak lama kemudian seorang pramusaji datang menyajikan pesanan Aprizal dan Syaqila.

"Nih, Pak. Maaf karena terlalu lama menunggu," ucap pramusaji.

"Terima kasih, Pak. Iya pak tidak apa-apa, lagipun nggak terlalu lama juga, "balas Aprizal.

Pramusaji itu pun mengangguk. Usai menerima makanan, Aprizal dan Syaqila segera menghabiskan makanan mereka.

Selepas menyantap makanan. Syaqila nampak kekenyangan, lalu Aprizal memperhatikan Syaqila yang hendak mau tidur.

"Sayang, kamu mengantuk?" tanya Aprizal.

"Heh, nggak mas aku cuman kekenyangan," balas Syaqila.

"Tapi, matamu sayu. Kalau sayang ngantuk, silakan tidur aja dulu, nanti mas temani."

"Lah, aku nggak ngantuk mas, suwer. Effort banget sih, tapi makasih sudah terlalu perhatian padaku."

"Beneran nih? Yah, gimana nggak effort, kamu calon istri untuk anakku nanti. Iya sayang sama-sama."

Syaqila mengangguk, lalu mencium pipi Aprizal. Setelah mengobrol, mereka berdua datang menghampiri kasir dengan membayar makanan, lalu berjalan ke parkiran dengan mengantar Syaqila pulang.

Sampai di parkiran. Aprizal segera menghidupkan motor, lalu Syaqila duduk menyamping di belakang Aprizal sambil memegang bahu.

"Sayang, kamu sudah siap?" tanya Aprizal.

"Iya mas, aku sudah siap," balas Syaqila.

"Ya sudah, seperti biasa peluk mas dengan erat."

"Baiklah, Mas."

Seper empat jam berlalu, selama perjalanan tiba-tiba Syaqila menyender di belakang tubuh Aprizal, sambil merangkul perut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seper empat jam berlalu, selama perjalanan tiba-tiba Syaqila menyender di belakang tubuh Aprizal, sambil merangkul perut.

Kini Aprizal kaget. Ternyata Syaqila sedang tertidur nyenyak, dengan keadaan duduk menyamping. Kemudian Aprizal singgah ke halte, sebab khawatir sama Syaqila yang sedang tidur.

"Yang, bangun sayang," panggil Aprizal dari belakang tubuh nya.

Syaqila pun tak mendengar panggilan Aprizal sama sekali. Kemudian, Aprizal mencari akal dengan mengganti sandaran tubuhnya menggunakan tas ransel.

Aprizal turun dengan pelan-pelan. Selepas mengangkat Syaqila - ditempatkan di halte yang sedang tertidur. Kemudian Aprizal mengambil tas ranselnya dan digunakan sebagai bantal untuk Syaqila.

Aprizal menghela napas panjang, lalu mengeluh, "Apa kubilang kalau kamu sedang mengantuk?"

Setengah jam berlalu, sembari menunggu Syaqila yang tertidur nyenyak. Kini Syaqila mulai nakal - merangkul paha Aprizal seperti batal guling.

Kini Joni Aprizal semakin kencang. Kebetulan halte itu lagi sepi, kini Aprizal sengaja membebaskan Syaqila merangkul paha nya.

"Ya Tuhan, mengapa wanita ini selalu mengujiku? Untung cuman di luar, kalau berada di ruang tertutup, mungkin sudah lama ku genjot," batin Aprizal.

Love and Destiny [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang