Sesampai di depan pintu. Aprizal menurunkan Syaqila yang lagi digendong, kemudian ia mengambil kunci sembari membuka pintu.
Usai terbuka pintu. Aprizal mengendong Syaqila kembali dan menempatkan di atas ranjang. Syaqila terasa seperti mabuk, malah terhempas di tempat nanti empuk.
Selanjutnya Aprizal berjalan untuk menutup pintu. Selepas itu, Aprizal membuka baju loreng nya — ia memakai celana dan kaos oblong abu-abu.
Aprizal berjalan menemui Syaqila. Seraya tidur berdampingan dengan Syaqila. Syaqila yang tertidur nyenyak menghirup minyak wangi khas milik Aprizal.
Syaqila segera membuka mata, melihat Aprizal nan tidur terlalu dekat padanya. Syaqila pun datang mendekat sambil merangkul tubuh Aprizal.
"Mas, aku sangat merindukanmu. Rasanya aku mau setiap hari bersama Mas Rizal," ucap Syaqila.
Aprizal yang baru saja ingin tertidur. Malah kaget sebab menerima rangkulan Syaqila. Lalu ia mendengar ucapan Syaqila.
"Iya sayang, aku juga merindukanmu. Aku juga ingin melihat mu setiap hari," balas Aprizal.
Syaqila mengangguk tersenyum. Kemudian Syaqila langsung mencium bibir Aprizal. Aprizal sontak kaget, lalu mencium Syaqila lebih lama lagi.
Selesai berciuman, Aprizal nampak kelelahan. Aprizal pun meminta Syaqila untuk berhenti, "Sudah sayang, aku capek. Rasanya aku pengen tidur."
"Ih, baru aja menikmati, masa mas sudah capek segala. Mas, sudah solat dzuhur?" Syaqila mengerutu, lalu bertanya.
"Hehe ... kan habis nikahan nanti malam, kita bisa lanjut lagi sayang. Belum, ya sudah kita solat bareng yuk," ajak Aprizal.
"Janji yah, awas kalau selesai nikah mas melakukan hal yang sama. Ya sudah buruan solat mas. Em, aku nggak bisa mas soalnya masih halangan." Syaqila menolak.
"Yah, ya sudah deh. Iya sayang, nanti kita lakukan sampai kamu lelah."
"Aku nggak bakalan lelah, kalau setiap hari sama mas. "
Aprizal mengangguk. Kemudian Aprizal bergegas pergi ke kamar mandi untuk berwudhu. Selanjutnya keluar dari kamar dan mengambil sajadah kecil ke arah kiblat dengan menunaikan ibadah solat dzuhur.
Selama Aprizal solat. Syaqila memperhatikan Aprizal dari belakang. Pas tahiyat akhir, Syaqila datang mendekat.
Usai mengucap dua salam, kini Aprizal lanjut baca doa. Usai membaca doa, Aprizal segera mengalami Syaqila.
"Masyallah, calon suamiku. Kalau lagi solat auranya sangat menonjol, dan lebih ganteng." Syaqila memuji.
"Alhamdulillah. Hehe ... ada-ada saja kamu sayang. Kamu malah tambah cantik, apalagi sedang solat. Mas, tunggu kamu sampai mandi wajib."
"Iya, Mas. Nanti aku usahakan."
Sebenarnya Syaqila nggak halangan, namun ia malas solat. Melihat Aprizal nan membujuk nya, dengan terpaksa untuk menerima.
Selesai solat. Aprizal melipat sajadah kecilnya. Kemudian ia duduk di sofa sambil membuka gawai. Sedangkan Syaqila ikutan juga duduk sambil memperhatikan Aprizal yang sedang membuka gawai.
"Mas, lagi nelpon sama siapa?" tanya Syaqila.
"Ini, mas lagi telpon sama teman," balas Aprizal.
"Temannya, cowok atau cewek mas?" Syaqila penasaran.
"Cowok lah sayang. Ya kali mas telponan sama cewek, di depan calon istriku."
"Beneran nih atau bohongan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Destiny [TAMAT]
Roman d'amour[Cerita ini mengandung adegan dewasa dan terkhusus kan untuk berumur 18+] [Slow Update, tergantung mood] Mengisahkan seorang abdi negara berumur 21 tahun yang jatuh suka pada seorang wanita. Wanita tersebut masih berumur 17 tahun. Namun, kisah cinta...