28. TAKUT SENDIRIAN (2)

28 2 0
                                    

Selepas keberangkatan Aprizal. Syaqila malah kesepian di asrama, kini ia tak punya teman. Harusnya Syaqila mau ikut, namun tidak enak dengan Syarif.

"Duh, enak ngapain yah? Dari pagi sampai ke siang sudah nggak ada orang. Ditambah dari sore sampai ke malam, suami malah kerja sampingan," ucap Syaqila.

Sebab tak ada aktivitas. Syaqila pun hanya memainkan gawai, dengan bermain game cacing.

Satu jam berlalu, Syaqila telah mendapatkan dua ribu poin lebih. Kini Syaqila merasa bosan.

Selanjutnya ia mematikan gawai. Kemudian bangkit duduk di ruang tamu, lalu berjalan menuju kamar mandi sambil membawa handuk.

Syaqila segera mandi, dengan perut terisi. Beberapa menit berlalu, ia sudah selesai, lalu lanjut berjalan menuju kamar tidur - berhenti di depan lemari pakaian.

Dengan seperti biasa, Syaqila selalu mengenakan daster. Hanya daster yang muat untuk dipakai nya, saat mengandung.

Selesai mengenakan daster. Tiba-tiba gawai Syaqila berdering. Ternyata nan menelpon tersebut adalah Rahmah.

"Halo, ada apa Rahmah?" panggil Syaqila.

"Qila. Tadi, aku berduaan di asrama sama Mas Asgar. Selama empat bulan kami hanya pegangan tangan, tapi baru kali ini aku dapat kejutan. Mas Asgar merangkul ku, aku merasakan pentol nya membelok. Lalu bikin kaget, Mas Asgar mau ajak aku bersetubuh. Jujur aku panik di dalam asrama itu, kemudian aku menolak dan mencium bibirnya. Bibirnya lembut, ah aku tambah bersemangat," jelas Rahmah.

Syaqila diam saja, sambil mendengarkan penjelasan Rahmah nan sangat panjang. Lalu ia mencari inti untuk membalas penjelasan tersebut.

"Hahaha ... apa sudah empat bulan masih pegangan, mana main. Kayak aku sama Mas Rizal baru kenalan, pergi ke penginapan melakukan hubungan terlarang. Aku pertama kali keliatan polos, setelah seminggu tak bertemu dan hanya LDR. Aku pun hamil, lalu kami menikah dan aku melakukan hubungan kembali dengan memuaskan nafsu."

"What the fuck! Kamu serius, gila. Saking cintanya malah diajak main, pantas saja kamu bisa hamil. Jadi sudah rencana saat ketemu pertama kali."

"Iya, kurang lebih begitu. Intinya kalau kamu mau mendapatkan pasangan, dan tidak akan diselingkuhin. Adalah melakukan hubungan, karena hubungan bisa untuk bersatu dan seorang pria mempunyai tanggung jawab besar. Kalau pria itu tidak mau, maka ia berdosa."

"Hadeh, sudah jangan buat aku iri. Jangan meracuni aku dengan kata hubungan. Sudah yah, aku mau tutup telepon nya."

"Heh, aku nggak buat kamu iri, tapi aku hanya ingin menyarankan. Kalau kamu benar-benar cinta sama Mas Asgar, maka lakukan saran ku ini. Hanya hubungan yang bisa terikat, terlebih lagi kalau sudah punya anak. Lah, kok cepat banget sih?"

"Iyah-yah, terima kasih saran nya. Aku tutup telpon, bye-bye." Rahmah tak mau mendengar saran Syaqila.

Usai Rahmah mematikan telpon. Syaqila pun tertawa terbahak-bahak, kebetulan ia tertawa di rumah tidak ada siapa-siapa. Di asrama kanan lagi pergi ke rumah nenek, dan di asrama kiri sudah tidak ada penghuni.

Setelah tertawa. Tiba-tiba adzan maghrib berkumandang, kini Syaqila menghempaskan tubuh di ranjang, sambil memainkan gawai.

Makin lama, Syaqila makin ketakutan ketika sendirian di kamar, ketika menjelang malam hari. Kemudian, Syaqila berusaha menghubungi Aprizal, namun Aprizal malah tak membalas telpon Syaqila.

Kebetulan saat itu, Aprizal sedang menunaikan solat maghrib lebih dulu dari Syarif - telpon nya dimatikan sementara.

"Ayo lah, Mas. Tolong diangkat telpon nya. Aku takut!"

Love and Destiny [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang