Keesokan nya, tepat pukul tiga pagi. Tiba-tiba Syaqila ingin buang air kecil, ia langsung bangun dan melihat Aprizal yang masih tertidur nyenyak.
Kemudian, Syaqila mendorong-dorong bahu Aprizal, seraya membangunkan, "Mas, bangun mas. Sudah jam tiga pagi, katanya mau pergi ke pasar pagi."
Kini Aprizal masih bersikap malas, ia malah mengabaikan Syaqila - tidur lebih nyenyak seraya merangkul bantal guling.
Syaqila merasa kesal, namun air kencing yang ia tahan sudah sampai di bawah - akhirnya Syaqila bergegas pergi ke kamar mandi.
Setelah membuang air kecil, dengan legal. Syaqila masuk kembali ke dalam kamar, dengan berusaha membangunkan Aprizal.
"Mas ... bangun mas, sudah jam tiga pagi," ucap Syaqila dengan mendorong bahu Aprizal kembali.
"Iya sayang, lima menit lagi," balas Aprizal.
Kini Syaqila merasa geram. Kemudian ia menindih tubuh Aprizal, lalu mencium bibir Aprizal - sesak napas. Kecupan bibir yang hangat dan dada terlihat senak.
Membuat Aprizal mendadak bangun. Syaqila nan menindih tubuh Aprizal merasa kesakitan - akhirnya Syaqila duduk kembali.
"Sayang, dada mas jadi sesak lho!" Aprizal nan kesal.
"Ih, lagian mas susah dibanguni. Apa, mas mau marah? Kalau begitu, nggak ku kasih jatah!" Syaqila cemberut.
"Heh, jangan gitu sayang. Mas, sebenarnya lagi kesakitan. Maaf yah, kalau mas lancang."
Syaqila diam saja, sambil membuang muka. Aprizal mendadak kaget, melihat Syaqila tidak peduli.
Aprizal tak mau nasibnya sama seperti rumah tangga Syarif. Kini Aprizal mencari cara, agar Syaqila tetap tersenyum.
"Sayang, pagi ini mau di bawai sarapan apa?" tanya Aprizal.
"Nggak ada, nggak mood mau sarapan. Apalagi Mas Rizal, suka marah-marah," balas Syaqila.
"Ya Allah, Sayang. Masih marah nih, kan mas nggak sengaja. Mas janji tidak akan mengulangi lagi."
"Janji aja terus, hari ini nggak, besok diulangi lagi! Gimana nggak marah, kalau mas tiba-tiba marah begitu!"
Kini Aprizal sudah kehabisan ide. Namun, ada cara satu lagi yang harus dikerahkan olehnya yaitu, "Muachh!"
Aprizal mencium Syaqila dengan lama. Syaqila pun agak sesak, namun nafsu nya tiba-tiba berubah. Kemudian Syaqila mencium balik - membangunkan burung Aprizal.
Aprizal sangat senang, dengan cara begini bisa menghentikan Syaqila. Aprizal rela membangunkan burung nya, demi menyenangkan Syaqila.
"Mas, aku boleh cicip burung nya," pinta Syaqila.
"Iya sayang, boleh. Asal bikin kamu bahagia," balas Aprizal.
Syaqila mengangguk tersenyum. Selepas itu, Syaqila langsung membuka celana dan celana pendek Aprizal. Selanjutnya Syaqila menghisap cairan putih milik Aprizal.
Aprizal keenakan, sebab burung nya dihisap. Selesai mencicipi cairan putih milik Aprizal. Syaqila pun meminta Aprizal untuk pergi ke pasar, dengan membeli barang yang kurang.
"Mas, sudah setengah empat. Buruan pergi ke pasar, nanti barang nya malah habis," suruh Syaqila.
"Iya sayang, mas mau mandi dulu. Kan sayang sudah hisap burung mas, nanti habis belanja, mas sekalian solat subuh," balas Aprizal.
"Ya sudah, buruan mandi mas. Lepas tuh pergi ke pasar, jangan lupa beliin nasi uduk. Kayaknya dedek lagi pengen sarapan nasi uduk, jangan lupa beli gorengan sepuluh ribu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Destiny [TAMAT]
Romance[Cerita ini mengandung adegan dewasa dan terkhusus kan untuk berumur 18+] [Slow Update, tergantung mood] Mengisahkan seorang abdi negara berumur 21 tahun yang jatuh suka pada seorang wanita. Wanita tersebut masih berumur 17 tahun. Namun, kisah cinta...