53. PONAKAN SYAQILA

16 2 0
                                    

Delapan belas tahun kemudian. Di sebuah rumah mewah, kini Aprizal dan Syaqila bersama anak-anak mendiami rumah warisan Ayahanda.

Berkat kehadiran Fiona Woyoningrat. Mereka yang tinggal di asrama, sudah merasakan semua kemewahan dari Ayahanda.

Pagi itu, Aprizal, Syaqila, Adhitya, Affan, Aris, Aziz, Filio dan Fiona duduk di meja makan panjang. Kini mereka sedang sarapan.

Selepas sarapan, Adhitya, Affan, Aris dan Aziz pergi dulu untuk bekerja. Adhitya seorang kantoran. Affan seorang wawancara. Aris seorang masinis dan Aziz seorang guru. Aprizal dan Syaqila sudah berhasil menyekolahkan anaknya — mendapatkan pekerjaan yang layak.

Kemudian Filio dan Fiona yang masih duduk kelas tiga SMA sudah bersiap untuk sekolah.

"Ayah, Ibu. Kami pergi duluan, yah," ucap Filio.

"Iya, Nak. Rajin-rajin sekolah, yah," balas Aprizal.

"Ayah, aku mau duit," pinta Fiona.

Aprizal menggeleng-ngeleng, "Duit kemarin ayah kasih, di mana?"

"Duit kemarin sudah habis, Ayah."

Lalu Syaqila memotong obrolan mereka berdua, "Sudahlah, Ayah. Kasih aja uang sama Fiona, mereka nanti kesiangan, kalau gerbang tutup mereka malah alpa."

"Iya, Bu. Ayah cuman bercanda," balas Aprizal. Aprizal langsung mengambil dompet di saku celana, lalu memberikan uang pada Fiona.

"Yeah, terima kasih ayah." Syaqila bersemangat.

"Iya nak, sama-sama. Nih uang buat Filio. " Aprizal menyodorkan uang pada Filio.

"Wah, terima kasih ayah," balas Filio.

Aprizal mengangguk. Setelah menerima uang dari Aprizal. Filio dan Fiona segera pergi ke sekolah, dengan menggunakan motor matic.

Usai keberangkatan mereka berdua. Tiba-tiba ada seorang wanita bernama Icha, dengan membawa anak laki-laki berumur lima tahun.

Kini Icha dihentikan oleh satpam, "Ibu, ada perlu apa masuk ke sini?"

"Saya, mau ketemu tante saya, Pak. Tante saya namanya Syaqila Handayani," balas Icha.

"Oh, baiklah bu. Silakan masuk, atau perlu saya antarkan?" suruh satpam.

"Terima kasih, Pak. Tidak usah, Pak. Saya bisa pergi sendiri."

Satpam itu mengangguk tersenyum. Usai mengobrol dengan satpam, Icha lanjut berjalan menuju rumah mewah.

Selepas sarapan, Aprizal pun bergegas pergi keluar sebab mau bekerja, Syaqila pun mengiring dari belakang sambil membawa tas milik Aprizal.

Saat mau keluar, kini mereka berdua berhadapan dengan Icha. Aprizal dan Syaqila pun kaget.

"Icha?" panggil Syaqila.

"Tante Qila," balas Icha dengan membawa anak laki-laki, lalu merangkul tubuh Syaqila.

"Icha, kamu sudah makin besar aja. Ibu mu mana? Terus anak ini siapa?" tanya Syaqila.

"Iya, Tante. Akhirnya aku bisa bertemu tante, sudah lama aku mencari tante. Ibu sudah lama meninggal, saat aku kelas satu SMP, lalu aku tinggal di panti asuhan. Ini anakku, Tan. Namanya Jordan," balas Icha.

"Inalillahi rojiun. Maafkan aku yah, Ca. Tante nggak nyangka kalau bibi sudah meninggal, ditambah tante kasihan dengan mu tinggal di panti asuhan. Ya Allah, kamu sudah menikah yah. Suami mu mana?"

"Iya, Tan. Justru aku yang minta maaf. Gara-gara tante hamil, tante malah diusir. Saat itu, aku nggak bisa apa-apa. Iya, tapi aku sudah cerai. Suamiku yang telah menceraikan ku."

Love and Destiny [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang