Perihnya di abaikan.

26 4 0
                                    

Pangeran dalam mimpi.
Oleh: Bunga Senja.
Chapter 7: Perihnya Diabaikan.

“Hai, Andra, Defano, oh ya ampuun, ada kak Bara juga, apa kabar kak”?
“Hmmm, kabar gue baik, lo sendiri gimana Sil”?
Tanya Bara kembali dengan mode cueknya, tidak pernah menyangka kalau cewek yang sudah memporak-porandakan hatinya dengan berselingkuh berkali-kali di belakangnya malam ini akan datang di tongkrongan mereka tanpa di undang.
“Ih, kak Bara dingin amat sih”.
“Tersererah gue lah, Sil, suka-suka gue lo siapa hah mau ngatur hidup gue???.
“Bro, jangan gitu dong, mau gimanapun juga, kan Sisil pernah jadi orang sepesial lo”.
Ujar Andra.
“Itu dulu, enggak buat sekarang, inget ya, sekali guedi sakitin , gue gak bisa untuk ramah lagi, hmmm, kayanya tempat ini bukan tempat ternyaman lagi buat gue, by gue cabut dulu ya”.
Pamit Bara lalu kemudian bergegas meninggalkan tempat itu.

“Yah, malah pergi dia, lo juga kenapa sih Sil harus datangkesini ”?
Fan jangan salahin sepupu gue gini dong, kan emang biasa kadang diasuka kesini ”.
Iya sih sebenernya bebas-bebas aja karena ini tempat umum, tapi, kedatanganya itu enggak tepat, lo sadar nggak sih Bara masih belum bisa sembuh dari lukanya, bukan berarti dia enggak bisa muf on, tapi Sisil juga keterlaluan, mana ada selingkuh sampe 3 kali, dan anehnya Sisil selalu bilang kalau itu Cuma main-main doang, hmmm, main-main apaan kalau Sisil juga menikmati itu”.
Plaaak...
“Bro, lo nggak bisa gitu dong, mau gimanapun dia ini sepupu gue”.
“Hahaha, oh Andra, sampe, ngepret muka gue Cuma demi cewek murahan yang udah nyakitin hati sahabat kita, lo sampah Ndra”!
Setelah berkata demikian Defano pun ikut bergegas pergi dari tempat tersebut, ia tak menyangka, kalau Andra akan terlihat sebodoh itu hanya karena sepupunya yang penghianat itu.
Ya, ia tak memungkiri membela saudara memang tak ada salahnya, tapi, apa harus juga saudara licik macam itu pun harus mendapatkan pembelaan?
“Hmmm, dunia ini aneh sekali.
Batinya.

“Sil, udah lah enggak usahnangis, mungkin lo emang salah, karena lo udah nyia-nyiain Bara, tapi gue pesen, lain kali jangan dateng kesini pas kita lagi bertiga lagi ngumpul, dah, mending sekarang lopulang aja, apa mau gue anter”?
“Nggak perlu ndra, gue bisa pulang sendiri, gue Cuma sakit aja denger kata-kata dari Defan, gimanapun juga gue enggak semurahan itu”.
Udah lah Sil, pembelaan lo itu sia-siadan gak guna , DeFano itu sahabat yang paling mengerti Bara, jadi apapun itu Defano pasti tahu, wajar kalau dia semarah itu sama lo”.
“Hmmm, iya deh Ndra, kalau gitu gue balik dulu, by”.
Sisilia Pun segera menyusul pergi dari tempat itu, menyisakan Andra, sebenarnya ia sangat menyayangkan atas sikap Adik sepupunyayang usianya tak terpaut jauh dariandra itu, karena telah menyia-nyiakan ketulusan sahabatnya, ia sangat tahu, bahwa Bara sahabatnya tipe orang setia, bahkan dahulu ketika teman sekelas mereka mencoba menggoda Bara, sahabatnya itu hanya acuh-tak acuh saja.

“Bunda, kak Citra, lah kok pada tata koper? Kalian mau kemana”?
“Udah diem gak usah ganggu aku sama bunda, mau liburan, iya kan bunda”?
“Iya dong Citra sayang”.
Jawab Arumni sambil tersenyum.
“Liburan? Yunda boleh ikut nggak”?
“Nggak boleh sama sekali, karena ayah Cuma pesenin tiket liburan buat aku sama bunda”.
“Ke, kenapa begitu? Kan Yunda juga bosen dirumah terus”.
“Minggir kamu Adik jelek, masuk kamar sana”!
Dorong Citra kirana menyuruh Ayunda kirana pergi.
“Huh, enak aja mau ikut liburan, tampilan culun kayak gitu, malu-maluin aja”.
Batin Arumni Kesal.

“Ya Allah, kenapa sakit banget diabaikan? Bener-bener dikeluarga ini udah nggak ada yang bisa gue harapkan, ayah sama bunda bener-bener nggak butuh gue hadir didalam hidup mereka, bahkan ibarat perjalanan cerita, mungkin gue Cuma tokoh figur yang dianggap sampah”.
Batin Ayunda Kirana perih, menyadari perjalanan hidupnya yang begitu terjal dan rumit, bahkan mungkin jika kedua sahabatnya tak ada, ia akan merasa sendirian didunia ini.
“Gue pernah bervikir, untuk mengakhiri hidup ini, tapi, gue masih selalu mengharapkan lo kak, lo pangeran yang udah bikin gue jatuh cinta waktu lo datang didalam mimpi gue, kak, sebenernya lo siapa? Akankah rindu ini bermuara, agar bulir-bulir air mata ini berubah menjadi tangis bahagia, kak? Oh Ya Allah, jika memang dia nyata adanya, please pertemukan gue sama dia Ya Allah, mungkinkah dia juga yang akan bebasin gue dari siksaan ayah, bunda dan kak Citra? Ya Allah tunjukan jalanmu”.
Tanpa sadar Ayunda pun tertidur diatas sajadah kesayanganya, setelah mencurahkan segala gundah hatinya yang retah.

Continue the next chapter.

pangeran dalam mimpi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang