Apa rasa ini salah?

2 0 0
                                    

Pangeran dalam mimpi.

Oleh: Bunga Senja.

Chapter 49: Apa rasa ini salah?

Ayunda Kirana terdiam setelah sadar dengan apa yang ia lakukan, ia menyesal membentak sahabatnya, namun ia juga tak dapat mengendalikan diri dan emosinya.

Ia mencoba meraih handphone nya yang ada dimeja dekat brankarnya berada, namun tanganya tak sampai, akhirnya ia hanya bisa terdiam pasrah, karena jikalau ia teriak, ia takut akan mengganggu pasien lainya, tapi ternyata gerakan Ayunda Kirana itu disadari oleh Delia yang memantau adik angkatnya itu lewat jendela luar ruangan.

“Mau kemana Del?”

Tanya Karin yang melihat Delia beranjak dari tempatnya semula.

“Mau masuk bentar, kayanya Yunda lagi pengen sesuatu”.

Jawabnya singkat, lalu ia pun meneruskan langkahnya.

“Kenapa Nda?”

Tanya Delia singkat.

“Kak, gue mau ambil handphone itu.”

Jawab Ayunda Kirana.

“Lo nggak boleh main handphone dulu, dek, istirahat, lo belum sembuh.”

Ucap Delia tegas.

“iya deh kak, tapi, bisa minta tolong nggak? Buat panggilin Intan sama Karin, kak Bara juga.”

Ucap Ayunda Kirana, tanpa ia sadari jika nama terahir yang disebut itu membuat Delia merasa nyeri karena cemburu.

“Ngapain lo cari pacar gue?”

Deg...
Ayunda Kirana terkejut mendengar jawaban itu, jadi benar kabar yang berhembus kalau kak Bara itu pacaran sama kakak angkatnya, batinya dalam hati, lagi-dan lagi ia pun hanya bisa meratap pilu dalam hatinya, “Tuhan, apa rasa ini salah?”

“Nggak apa-apa kak, kak Bara kan juga kakak gue, tapi kalau kakak nggak ijinin yaudah.”

Jawab Ayunda Kirana yang mencoba terlihat baik-baik saja.

“Dia udah pulang.”

Jawab Delia singkat lalu keluar meninggalkan adik angkatnya itu sendirian, namun meskipun begitu, ia tetap memenuhi permintaan adik angkatnya itu untuk memanggilkan Karin dan Intan.

Disisilain Defano terkejut dengan aksi Sena Saputra Sambara yang membelok mendadak.

“Kampret lo bar, jalan lagi rame-ramenya , lo mau bikin gue mati jantungan?”

Ucap Defano yang kesal.

“Jantungan tinggal gue masukin kerumahsakit, terus kalau mati tinggal gue kubur, gitu aja repot.”

Jawab Sena Saputra Sambara, entah ia serius atau sedang kumat sablengnya.

“Set, gue masih sayang sama ini nyawa, belum juga gue nikah, ngebahagiain emak bapak, emang ada apaan dah?”

Tanya Defano, ia sepertinya mengerti kalau sahabatnya ini sedang menghadapi kemelut permasalahan.

“kayanya gue salah pilih tambatan hati lagi.”

Jawab Sena Saputra Sambara singkat.

“Maksud lo apaan? Lo nyesel jadian sama Delia?”

Tanya Defano mengintrogasi.

“kayanya sih gitu.”

Jawab Sena Saputra Sambara dengan nada yang sulit diartikan.

“Lo bener-bener dah bar, kayak play boy kelas kakap, jadian putusin, jadian putusin, emangmasalah apaan lagi kali ini?”

Tanya Defano yang terheran-heran.

“Lo sendiri tahu kan, Fan? Gue itu orangnya suka temenan sama siapa aja, nggak cewek, nggak cowok, kalau gue nyaman ya gue bakal jadiin sahabat atau adik angkat.”

Ucap Sena Saputra Sambara memberitahu akan isi hatinya.

“Iya-iya gue paham banget kalau itu, terus, masalahnya dimana?”

Tanya Defano tak mengerti.

“masalahnya adalah, waktu gue deket sama Ayunda, adik angkatnya Delia itu, Delia selalu cemburu dan seolah-olah gak suka, padahal gue Cuma nganggep Ayunda itu sebagai adik gue, nggak lebih.”

Jawab Sena Saputra Sambara sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, nampak sekali bahwa ia tengah vrustasi.

“Ya gini deh bar, gue rasa sih kalau Delia cemburu itu wajar, karena gimanapun Ayunda sama Delia itu bukan saudara kandung.”

Jawab Defano memberi pengertian.

“Iya sih fan, tapi Delia nyuruh gue ngejauhin Ayunda, karena guegak mau , dia jadi sering ngambek nggak jelas.”

Ucap Sena Saputra Sambara lagi.

“Wah, kalau itu sih gue juga bingung bar, udah deh, lo besok ajak ketemuan tuh si Delia, lo ajak ngomong baik-baik, apa maunya dan kenapa dia ngajuin permintaan yang konyolkaya gitu , itumah posesif berlebihan namanya.”

Jawab Defano yang juga bingung. Akhirnya mereka pun melanjutkan perjalanan pulang, dengan Sena Saputra Sambara yang masih terpikirkan dengan masalah percintaanya yang rumit dan Defano yang merasa heran dengan nasib sahabatnya, kenapa selalu salah memilih tambatan hati.

Dipanti rehabilitasi tempat Viola berada, kekacauan pun sedang terjadi.

“kalau lo semua nggak mau nurut sama gue, gue cincang lo semua.”

Ucap Viola sambil petantang-petenteng dengan mata melotot dihadapan anak-anak yang sekamar denganya.

“Silahkan aja, biar hukuman lo ditambah lagi.”

Jawab Lidia yang tidak takut dengan Viola. Viola yang mendapatkan tantangan balik pun akhirnya terduduk diam, ia berpikir, ada benarnya juga ucapan temanya itu, sebab ia akan terkena kasus pembunuhan.

Hingga akhirnya ia terbersit sebuah ide, ia akan berpura-pura menjadi anak baik, namun ia telah merencanakan sesuatu yang dibalik itu semua.

Nah Pdm Lovers, bagaimanakah kedepanya kondisi Ayunda Kirana, akankah ia membaik dengan kondisi hatinya yang tak baik?

Bagaimana juga dengan Sena Saputra Sambara? Akankah pertemuanya dengan Delia menemukan titik terang?

Dan juga bagaimana dengan Viola? Hal apakah yang telah ia rencanakan kembali didalam hukumanya yang tengah dijalani?

Nantikan di chapter berikutnya ya, namun seperti biasa author tak bosan mengingatkan untuk vote disetiap chapter nya, ikuti author, share dan komentar.

Continue to the next chapter...

pangeran dalam mimpi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang