Hampir menangis dan putus asa.

22 4 0
                                    

Pangeran dalam mimpi.
Oleh: Bunga senja.
Chapter 5: Hampir menangis dan putus asa.

"Nda, Hari ini kamu cantik sekali".
"Apaan sih lo Karin, biasa aja keles, kayak udah setengah abat aja nggak ketemu sama gue".
Eh, tapi beneran loh Nda Lo itu emang kelihatan cantik kok pagi ini".
Sahut Intan sambil tersenyum.
Ah Guys, kalian ini bisa aja nyenengin hati gue, dah yuk ah, kita cabut ke aula takut ketinggalan pengumuman nama kita, kan hari ini kita bakal tahu gimana hasil ujian kita 2 minggu kemaren, gue penasaran banget nih".
Ucap Ayunda Kirana dengan Antusias, sebab nilai terbaik itulah yang akan membuat mereka berhasil mendapatkan biaya dari sekolah impian mereka SMA Karya Bangsa, bukan berarti tak mampu, namun keadaan Ayunda Kirana yang selama ini selalu di abaikan oleh ayah dan bundanya membuat dia berharap penuh nilainya akan bagus dan mendapatkan biasiswa dari sekolah tersebut.
Selain karena ada Jurusan Sejarah yang ia dambakan, Entah mengapa Ayunda Kirana sangat menginginkan bersekolah di Sma Karya Bangsa, jangan tanya jawabnya, karena ia sendiri pun tak mengerti.

***

"Intan, Karin, Selamat ya kalian ada di posisi ke lima dan ke empat, ya artinya nilai kalian enggak buruk-buruk amat lah buat masuk SMA Karya Bangsa".
"Makasih Nda, kita bisa seperti ini karena belajar sama lo yang otaknya cerdas diatas rata-rata-".
Ucap Intan tulus.
"Iye, Sama-sama, udah kayak sama siapa aja deh santai aja".
"Eh, Guys, Tapi kok Ibu Riana belum umumin nama gue ya"?
Dan Juara tiga terbaik lulusan tahun ini Adalah: Adinda Maharani"...
"Nda yakin deh, lo belum disebut namanya itu karena lo lulusan terbaik pertama di kelas kita".
Hibur Intan.
"Ah masa sih Tan, rasanya gue nggak percaya, ah udahlah gue hilang harapan deh, kayanya gue pasrah aja kalau nggak bisa masuk sekolah Karya Bangsa, udah deh kalian aja".
Ucap Ayunda Kirana sudah mulai berkaca-kaca, air mata sudah mulai membasah di kedua mata birunya.
"Selanjutnya, Lulusan terbaik ditahun ini yang meraih peringkat kedua adalah: Arsita Aurora".
"Nah, A lagi kan"?
"Yakinlah Nda Lo A terbaik, kan nama lo itu juga berawal dari huruf A".
Intan masih berusaha menyemangati sahabat tersayangnya itu yang sudah mulai putus asa berat.
"Dan lulusan terbaik dari yang terbaik ditahun ini dengan perolehan nilai sempurna dan berhasil menduduki peringkat satu adalah: Ayunda Kirana".
Sontak tepuk tangan gemuruh dan tangis haru pun pecah menyambut penguman yang membahagiakan itu.
"Nda, bener kan yang aku sama Intan bilang, kamu pasti pemenangnya, selamat yaa Nda".
"Wah, Maasya Allah, Gue rasanya kaya mimpi ini,makasih Intan, makasih Karin".
"Tapi, gue tetep aja masih sedih, karena ditengah berita bahagia ini, ayah atau bunda satupun nggak ada yang hadir, mereka selalu mentingin kak Citra dan kak Citra yang hari ini juga ada pengambilan raport, Ayah sama bunda semua kesekolah kak Citra, padahal apa salahnya berbagi? Bunda atau ayah yang kesini".
Ucap Ayunda Kirana yang kembali berkaca-kaca, bahkan air matanya itu sudah bagai air hujan deras yang turun dari langit.
"Udah Nda, nggak usah dipikirin, lebih baik kamu Happy yaa, ada kita kok Nda, ada kita yang akan selalu disini buat kamu".
Ucap Karin Sambil memeluk sahabatnya itu, ia tahu Hidup Ayunda Kirana tak seindah Kehidupanya dan juga intan.

***

"Eh, Ra, Lo lihat itu sicupu Ayunda Kirana Lebai banget deh, pake acara nangis-nangis segala, kita aja yang ada diposisi 3 sama 2 biasa aja".
"Hmmm, Dinda, kayak nggak tahu aja deh lo, kalau Ayunda sama geng nya itu si paling caper di sekolahan ini, makanya aja bisa terus di pilih sama guru-guru buat ikut Olimpiade".
Ya, Adinda Maharani dan Arsita Aurora adalah dua gadis cerdas juga di SMP Bina Bangsa, namun mereka selalu iri apa bila ada yang lebih sukses dari pada mereka berdua.
Seperti halnya Ayunda Kirana dan teman-temanya mereka pun ingin sekali masuk sekolah Karya Bangsa, maka dari itu walau susah payah mereka berusaha untuk dapat nilai tinggi.
"Ra, dah yuk cabut, gue udah nggak sabar nunggu dua minggu lagi, pas daftar di SMA impian kita terus ngalamin masa pengenalan lingkungan disana, pasti kita bakalan ketemu banyak cowok ganteng disana".
"Gas keun lah Dinda, iya nih juga, gue udah nggak sabar lagi"...

Continue the next chapter.

pangeran dalam mimpi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang