Jangan hukum aku.

4 0 0
                                    

Pangeran dalam mimpi.

Oleh: Bunga Senja.

Chapter 48: Jangan hukum aku.

Defano menunduk dihadapan Ki Braja dan Ki Darma Aji dengan tubuh gemetaran karena takut. Namun ia mengakui ia salah, karena telah mencuri dengar pembicaraan dua hodam itu.

“Ampun ki, aku salah.”

Ucapnya lemah.

“Tidak ada ampun buatmu, kamu tahu kan mencuri dengar pembicaraan orang lain itu salah? Kamu juga tahu kan itu tidak sopan?”

Gertak ki Braja yang semakin membuat Defano gemetaran.

“I, Iya, ki aku tahu.”

Jawabnya terbata-bata.

“Aku rela melakukan apa saja ki, asal jangan hukum aku dengan sesuatu yang berat.”

Mohonya dengan tubuh yang semakin menunduk, seakan hendak bersujud.

“Benarkah kamu mau melakukan apa saja?”

Tanya Ki Darma Aji dengan nada yang dingin.

“Iya, ki, benar.”

Jawab Defano sambil merutuki kebodohanya didalam hati.

“Buat Sena Saputra Sambara sadar, jika Ayunda Kirana mencintainya.”

Ucap Ki Darma Aji lagi.

“Ba, baik, ki nanti aku sampaikan.”

Ucap Defano gemetaran lagi, karena ia melihat ki Darma Aji menggenggam kerisnya.

“Bodoh, bukan begitu caranya.”

Ucap Ki Braja ketus.

“Lalu bagaimana ki, aku tidak tahu.”

Jawab Defano.

“Nanti kamu akan tahu seiring berjalanya waktu, satu yang aku minta, jangan sampai rahasia yang kamu dengar tadi bocor.”

“S Siap, ki, a, a, aku mengerti.”

Ucap Defano semakin gemetaran karena ki Braja ikut-ikutan memegang kerisnya.

“Sudah, kamu kembali sana bersama teman-temanmu, nanti mereka curiga.”

Ucap Ki Braja yang wajahnya kembali ramah dan teduh.

Mendengar hal itu pun Defano yang masih ketakutan bergegas meninggalkan kedua jin khodam itu tanpa pamit.

Membuat Ki Braja dan Ki Darma geleng-geleng kepala.

“Kamu yakin rahasia tadi aman, Braja?”

Tanya Ki Darma Aji yang terselimuti keraguan dihatinya.

“Aman, aku tahu dia anak baik sekalipun penakut.”

Jawab Ki Braja tenang.

Disisi lain, Viola merasa terheran-heran ketika sampai di panti Rehabilitasi yang dituju.

“Pak polisi sama ibu Polwan, kenapa rame banget ? Banyak anak-anak juga, mana pada dekil-dekil udah gitu, pakaianya kaya baju gembel , gue nggak salah kan dikirim ke pantinya orang miskin.”

Ucap Viola yang meremehkan.

“Kamu nanti akan mengerti, ikuti saja kami, atau kalau tidak, kamu akan dikembalikan kedalam tahanan lagi.”

Ucap polisi yang mengawal dibelakangnya dengan nada tegas dan mengintimidasi, membuat Viola yang tadinya berisik menjadi tertunduk diam, entah diamnya karena takut atau memang dia merencanakan sesuatu baru.

pangeran dalam mimpi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang