Pangeran dalam mimpi.
Oleh: Bunga Senja.
Chapter 43: Firasat buruk.
Denting jam dinding menunjukan pukul 13.30, saatnya pelajaran semua kelas berahir, tapi masih akan dilanjutkan bagi siswa yang mengikuti ekxtrakulikuler. Tapi tidak untuk Ayunda Kirana, biasanya ia akan memilih pulang, atau menghabiskan waktunya di kedai mang Ujang.
“Nda, lo tunggu aja ya, nanti kita pulang bareng.”
Ucap Sena Saputra Sambara yang menuju ke lapangan Futsal.
“Nggak usah kak, gue pulang sendiri aja.”
Ucap Ayunda Kirana yang berjalan disamping Sena Saputra Sambara.
“Kali ini please dengerin gue, gue ngerasa ada firasat buruk.”
Ucap Sena Saputra Sambara nampak khawatir.
“iya deh kak Bara, tapi ada satu syarat, ijinin gue ikut main Futsal.”
Pinta Ayunda Kirana dengan wajah memelas, pasalnya jika ia hanya duduk diam, mungkin akan bosan, sedang menanti bukanlah sesuatu yang Ayunda Kirana sukai.
“iya yunda , asal lo nggak ngelayap aja, nanti gue ijinin sama pak Ucup yang biasa ngelatih kita semua Futsal.”
Setelah itu pun mereka meneruskan langkah untuk menuju kelapangan yang ada di depan aula Sekolahan.
“Jadi gitu ya, tan? Sumpah aku nggak habis pikir, sama si Viola itu.”
Ucap Karin yang nampak kesal.
“Eh, masuk yuk ah, itu guru tarinya udah dateng .”
Ucap Intan.
“Tapi yunda gimana?”
Tanya Karin yang masih khawatir.
“Udah, lo santai aja kalee, tadi gue lihat dia ikut futsal sama kak Bara. Jadi gue yakin kali ini rencana geng sialan itu pasti gagal.”
Ucap Intan menenangkan.
Sementara itu terjadi kekacauan pada geng Viola, yang langsung saja menuju ketitik lokasi tanpa memastikan Ayunda Kirana berada dimana.
“Huaah, gue ngantuk, ra.”
Ucap Adinda Maharani sambil menutup mulutnya dengan sapu tangan hijau.
“Sabar Dinda, mungkin bentar lagi si gadis cupu itu juga nongol.”
Ucap Arsita Aurora.
Kriiiiing... Kriiiiing... Kriiiiing...
“Eh bentar gue terima telpon dulu.”
Ucap Arsita Aurora sambil mengambil handphone nya yang ada di saku jaketnya.
“Halo Viol.”
Ucapnya menyapa si penelepon yang ternyata Viola.
“Gimana sih lo? Lama amat?”
Jawab Viola di sebrang sana, jika diperhatikan dari nada bicaranya, sepertinya ia mulai kesal.
“Lo serius kan kerjasama sama kita?”
Ucap Viola lagi.
“bego lo , gue serius kali nona Viol, tapi dari tadi sicupu itu belum nongol.”
Ucap Arsita Aurora yang juga ikut kesal, enak saja ia dimaki. Jelas tak bisa, boleh satu geng, tapi gue gak mau ditindas, batinya demikian.
“Hah? Maksud lo belum nongol gimana? Kemarin siapa yang bilang kalau hari selasa Ayunda Kirana pulang sendirian? Jangan-jangan lo bohong, lo mata-mata ya?”
Ucap Viola dengan nada suara yang semakin meninggi.
“Heh, nona Viol, dipikir dulu kalau mau ngebacot itu, sejak kapan gue jadi mata-matanya si cupu itu? Jangankan mata-mata, temen biasa aja ogah.”
Ucap Arsita Aurora tak kalah sengitnya.
“Yaudah gini aja, lo berdua tunggu aja disitu, nanti kalau si cewek cupu itu udah muncul lo berdua yang sergap.”
Ucap Viola yang masih berapi-api.
“Ok nona Viol, tunggu aja kabar baiknya.
Setelah itu Viola pun mematikan telponya.
“Gimana Viol? Dua Cecunguk itu bisa lo manfaatin nggak?”
Tanya Sisilia yang sedang bersama Viola disebuah jembatan, jembatan progo yang akan mereka jadikan tempat eksekusi Ayunda Kirana.
“kayanya sih bisa.”
Jawab Viola singkat.
“Lo kenapa sih nggak ajak Farhan? Pacar baru lo itu.”
Tanya Sisilia lagi.
“Kalau gue ajak Farhan, yang ada kak Bara curiga, kan mereka sama-sama ikut ekstrakulikuler futsal.”
Jawab viola sambil menatap kali progo yang airnya sudah tak terlalu jernih seperti jaman neneknya dulu.
Nah PDM Lovers, akankah Sena Saputra Sambara berhasil melindungi Ayunda Kirana?
Akankah Adinda Maharani dan Arsita Aurora berhasil melakukan penangkapan kepada Ayunda Kirana?
Dan akankah Viola aman-aman saja setelah misi itu? Berhasil menghapus jejak atau ia sendiri yang justru akan terjebak?
Nantikan di chapter berikutnya yaa, pastinya novel ini semakin seru dan semakin menarik.
Terimakasih juga author ucapkan kepada PDM Lovers yang telah memberikan vote nya untuk novel ini.
Dan buat kamu yang belum vote, bantu vote yaa, ikuti author juga, share dan komentar apabila ada kritik dan saran.
Continue to the next chapter...
KAMU SEDANG MEMBACA
pangeran dalam mimpi.
RomanceAyunda Kirana, sejak kecil selalu diperlakukan berbeda oleh keluarganya, sehingga harus menjalani kehidupan yang cukup keras, namun karena itulah dia bisa menjadi gadis yang tangguh, perangainya yang barbar, kocak namun baik hati, buatnya banyak me...