Menyusun rencana.

5 2 0
                                    

Pangeran dalam mimpi.

Oleh: Bunga Senja.

Chapter 42: Menyusun rencana.

“Kak Sisil.”

Ucap Arsita Aurora dan Adinda Maharani mengejutkan Viola.

“Eh, kalian bertiga udah saling kenal ?”

Tanyanya singkat.

“Udah Viol, gue sama kak Sisil dulu pernah satu sekolah, dia kakak kelas kita di Bina bangsa.”

Jawab Adinda Maharani dengan muka datar.

“Ohya, bagus kalau gitu , jadi kalau gini makin bagus kalau kita mau jadi satu geng.”

Ucap Viola singkat.

“Jadi, apa rencana kalian ngajak gue sama Farhan ketemu malem ini?”

Tanya Sisilia.

“Lo masih inget, gue putus sama kak Bara gara-gara siapa? Gue di skors dari sekolah gara-gara siapa?”

Tanya Viola kepada Sisilia.

“Masih dong, semua rekap tindak kejahatan tak akan pernah mudah sirna dari otak gue.”

Ucap Sisilia seolah berbangga diri.

“Jadi, yang bikin Viol putus sama kak Bara itu siapa?”

Tanya Arsita Aurora, entah memang ia tak mengerti atau pura-pura tak mengerti.

“Ayunda Kirana, temen lo juga kan, ra?”

Ucap Viola.

“Ohh, iya gue tahu, temen? Sorry ya, gue nggak mau punya temen gadis cupu dan lebai kaya dia, jadi lo harus tahu ya Viol, gue itu musuh bebuyutan sama dia.”

Ucap Arsita Aurora berapi-api, ia masih ingat betul gimana cowok-cowok di sekolah SMP nya dulu menolak ia mentah-mentah hanya karena Ayunda Kirana, juga posisi lulusan terbaik yang seharusnya jadi miliknya, malah didapatkan oleh gadis cupu itu, pastinya dengan cara licik, itulah keyakinan Arsita Aurora.

“Bagus, gak nyesel gue minta lo berdua buat jalanin misi sama kita.”

Ucap Viola lagi.

“Yaudah, kalau gitu nggak usah panjang lebar lagi, langsung kita susun rencana aja.”

Ucap Farhan yang dari tadi hanya diam.

Triiing...

Notif itu serasa ingin Intan abaikan, namun pada akhirnya ia penasaran.

“Tan, kamu dimana? Yunda butuh kita, bunda sama ayahnya baru aja neror dia, pas tadi pulang latihan focal.”

Ingin ia berkata maaf gue gak bisa, namun hati nuraninya berkata, bahwa kondisi Ayunda Kirana memang sedang bener-bener membutuhkan ia juga Karin, akhirnya dengan berat hati, Intan meninggalkan cave mawar, tanpa hasil yang didapatkan dari pengintaianya.

“Biasanya setiap hari Jumat atau selasa kak Bara nggak pulang bareng Yunda.”

Ucap Adinda Maharani.

“Lo yakin, din?”

Tanya Farhan.

“Yakin kak Farhan, karena setiap hari selasa atau jumat, kak Bara selalu ikut extrakulikuler Futsal.”

Ucap Adinda Maharani lagi.

“Tapi, dia kan selalu dikawal sama Intan dan Karin.”

Ucap Sisilia.

“Nggak, setiap hari selasa atau jumat, Intan sama Karin juga ikut extrakulikuler, jadi saat-saat itulah Yunda pasti pulang sendirian.”

Ucap Arsita Aurora menambahkan.

“Baik, ini gue udah punya catatan semuanya ada 5 lembar, bacalah, ini rencana kita besok, lakukan dengan baik, jangan sampai si gadis cupu itu lolos.”

Ucap Viola sambil membagikan selebaran kertas kepada mereka semua.

“Lo aneh deh Viol, kenapa harus pake kertas.”

Ucap Sisilia yang keheranan.

“Kita belum punya markas, dan ini juga tempat umum, jadi ini cara kita supaya nggak di mata-matai orang.”

Ucap Viola menjelaskan.

“Bagus, ternyata lo itu aga tolol, tapi masih ada cerdasnya juga.”

Ucap Arsita Aurora. Setelah membaca rencana yang tertulis diatas kertas, akhirnya merekapun meninggalkan cave mawar satu persatu.

*****
Desir angin malam meniup dedaunan, nyanyian burung dan serangga malam menambah suasana perih yang bersemayam. Dihati seorang gadis remaja, yang baru saja menduduki bangku SMA.

“Lo kenapa bisa ketemu mereka, Yunda?”

Tanya Intan sambil memeluk sahabatnya yang sudah berhenti menangis.

“Gue nggak tahu, tan, ini samasekali enggak gue duga, pas gue pulang extrakulikuler band tadi, gue dihadang sama kak Citra, ayah sama bunda.”

“Awalnya gue pengen nyapa mereka baik-baik, tapi gue nggak nyangka, kak Citra malah nimpukin motor gue pake batu sama telur-telur mentah.”

Ucap Ayunda Kirana yang masih nampak syok.

“Terus, gimana kamu bisa pulang, Nda?”

Tanya Karin.

“Gue dijemput sama kak Delia, tadi kak Delia pengen lapor ke kantor polisi, tapi guelarang.”

Ucap Ayunda Kirana lagi.

“Nda, gue kadang heran deh sama lo, hati lo itu terbuat dari apa, udah tahu mereka itu jahat, lo masih aja nggak tegaan.”

“Udahlah tan, saat ini gue lagi pengen tenang, nggak pengen ngadepin masalah sama masalah, gue pengen tenang sama bapak dan ibu, juga kak Delia dan Fanza.”

Ucap Ayunda Kirana seolah pasrah.

Dengan hal itu pula lah terbit suatu cita-cita dari benak Intan, ia ingin jadi kuasa hukum kelak.

“Gusti ayu Kirana, besok jangan pulang sendirian, jika teman-teman sedang ikut kegiatan sekolah, lebih baik di tunggu, dan jangan jauh-jauh dari mereka.”

Bisikan itu mengejutkan Ayunda Kirana.

Mengetahui ekspresi Ayunda Kirana yang seolah-olah terkejut Intan bertanya.

“Ada apa? Lo nggak kesambet kan?”

“Bukan, gue dapat bisikan kalau gue nggak boleh pulang sendirian besok.”

Ucap Ayunda Kirana memberi tahu.

Nah PDM Lovers, apakah yang direncanakan sama geng Viola untuk Ayunda Kirana? Akankah rencananya berhasil?

Bagaimana juga dengan Ayunda Kirana yang termasuk orang yang nekat dan suka penasaran? Akankah ia menuruti larangan itu atau tidak? Apakah yang akan terjadi jika ia benar-benar nekat?

Nantikan di chapter berikutnya yaa. Jangan lupa juga untuk vote, ikuti author, share dan komentar apabila kamu ada kritik dan saran.

Continue to the next chapter...

pangeran dalam mimpi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang