PANGERAN DALAM MIMPI.
Oleh: Bunga Senja.
Chapter 35: Lupakan petunjuk.
Ki Braja adalah sosok jin dari kalangan ifrid, dia adalah sesosok jin baik, namun karena pernah melakukan sebuah kesalahan, pada akhirnya ia dibuang oleh ayahnya sendiri yang merupakan raja jin, hingga pada suatu hari ia bertemu dengan Resi Wisang Kala lalu menjadi muridnya.
Hingga pada akhirnya ia bisa menguasai semua ajian termasuk mengubah diri sesuai yang ia mau, dengan hal itu pulalah ia memilih wujudnya sebagai sosok macan putih.
Lalu, menjadi khodam pendamping manusia semenjak saat itu, dari sekian banyak manusia yang ia pilih, hanya Ayunda Kirana yang membuatnya enggan pergi, hingga ki Braja memutuskan bertapa di lereng merapi demi mendapatkan petunjuk untuk sang junjunganya Ayunda Kirana beserta Sena Saputra Sambara, jika memang itu adalah jodoh, seperti apa yang dapat dibacanya, ia akan berhenti, namun jika bukan, ia akan berusaha membuat Ayunda Kirana lupa kepada sosok pria itu.
Klotaak...
Tiba-tiba saja sebutir batu mengenai kepalanya, ia pun marah dan menatap nyalang ke arah sekitar.
“Hem, siapa yang telah membangunkan aku dari semediku ini?”
Batinya kesal.
“Kalau itu aku kau mau apa?”
Jawab sesosok yang tiba-tiba mewujud di hadapan Ki Braja.
“Darma Aji, apa maksud dan tujuanmu menggangguku?”
Ucap Ki Braja yang masih nampak marah.
“Harusnya aku yang bertanya, sedang apa kakang Braja disini? Apa belum cukup guru mengajarkan ilmu kesaktian kepada kakang?”
Ucap Ki Darma Aji yang juga menatap bengis ke arah Ki Braja.
“Aku sedang mencari petunjuk.”
Lupakan petunjuk, Ayunda Kirana hampir sekarat kakang tidak tahu?”
Ucap Ki Darma Aji memotong perkataan Ki Braja.
“Sekarat? Siapa, Siapa yang sudah mencelakai dia?”
Tanya Ki Braja, ia sangat marah dan merasa bersalah, telah meninggalkan Ayunda Kirana selama berhari-hari, takut juga iya, sebab andai Sang guru tahu, ia akan mendapatkan kemarahan dan juga hukuman.
“Ngapain lagi malah bengong? Ayo segera turun, dan Guru Resi juga telah menunggumu.”
Karena takut Gurunya akan benar-benar marah, ia pun segera pergi, dengan merasakan energi dimana Ayunda Kirana berada, tanpa ia pedulikan lagi Ki Darma Aji yang mengumpat kesal karena ditinggalkan begitu saja.
Arumni dan Sanjaya Kirana, adalah kedua orang tua dari Citra Kirana dan Ayunda Kirana.
Namun semenjak meninggalnya Adinda Kirana saudari kembar dari Ayunda Kirana yang pada waktu beberapa tahun lalu sakit bersamaan, mereka tak lagi mau peduli dengan Ayunda Kirana, mereka menganggap anak satu itu hanya pembawa sial buat keluarga kecil mereka itu.
“Ayah, ada telvon nih.”
Ucap Arumni sambil memberikan handphone nya kepada Sanjaya Kirana.
“angkat aja , ayah lagi sibuk.”
Ucap Sanjaya Kirana yang masih nampak asyik mengetik pada laptop nya.
“Ya, halo, ini Arumni istrinya Pak Sanjaya, ada apa ya, ada kerjasama dikantor atau bagaimana.”
“Maaf, ibu Arumni, selamat malam sebelumnya, saya Dias Samsul Fahri, saya adalah guru BK dari sekolah Karya Bangsa, tempat dimana anak anda sekolah.”
KAMU SEDANG MEMBACA
pangeran dalam mimpi.
RomansaAyunda Kirana, sejak kecil selalu diperlakukan berbeda oleh keluarganya, sehingga harus menjalani kehidupan yang cukup keras, namun karena itulah dia bisa menjadi gadis yang tangguh, perangainya yang barbar, kocak namun baik hati, buatnya banyak me...