PANGERAN DALAM MIMPI.
Oleh: Bunga Senja.
Chapter 30: Cinta dalam diam.
SMA Karya Bangsa, adalah sekolah Favorit, meski hanya sekolah suasta, namun extrakulikuler nya banyak menarik jiwa-jiwa muda.
Salah satunya adalah Ayunda Kirana yang berhasil masuk ke sekolah tersebut dengan mendapatkan biasiswa hingga usai sekolah nanti, sebab Ayunda Kirana selain siswa berprestasi dari SMP Bina Bangsa, ia juga berhasil meraih nilai tertinggi dalam ujian kelulusanya.
“Nda, lo napa dah? Ngelamun mulu dari tadi, yuk ke aula, kegiatan pengenalan lingkungan sekolah bentar lagi dimulai.”
“Uf, sorry dah tan, gue agak cape kayaknya abis upacara tadi, mana itu perkenalan guru-gurunya sama pidato kepala sekolahnya lama amat.”
Jawab Ayunda Kirana.
“Ayunda Kirana, Intan Putri Aulia, malah pada ngobrol disini, buruan ke aula, udah mau pembagian kelompok tuh, jadi siswi nggak usah lelet napa sih?”
Ucap Viola dengan nada yang sangat ketus.
“Iye-iye, ini kita berdua juga mau kesana kalee.”
Jawab Ayunda Kirana tak kalah ketusnya, Ayunda Kirana bukanlah sosok gadis yang bisa terus ditindas, perih dan pahit kehidupanya, telah mengajarkan ia untuk menjadi sosok yang tangguh.
“Tan, cewek tadi siapa sih? Caper banget dah, ini aja sampai sini baru mau dimulai kok.”
Tanya Ayunda Kirana yang nampak kesal.
“Sabar Nda,, kamu jangan marah-marah terus ntar cepet tua loh, denger-denger sih itu pacarnya ketua osis, makanya dia begitu.”
“What? Emang siapa ketua osisnya rin?”
“Ya gak tau Nda, orang baru aja sekolah disini kok , lo itu ada-ada aja.”
Tengah asyik ngobrol terdengar penguman dari depan.
Adik-adik kelas semuanya, selamat datang disekolah kami, saya Sena Saputra Sambara ketua osis SMA Karya Bangsa ini.”
“Disini saya akan mengumumkan apa saja kegiatan hari ini, kegiatan pertama pengenalan lingkunan sekolah, setelah usai Isoma, dan setelah isoma nanti boleh kalian bentuk klompok bagi yang berani tampil didepan, ingin menampilkan apa saja terserah kalian.”
Sampai disini paham? Atau mau ada yang ditanyakan?”
Ucap Sena Saputra Sambara dengan lantang.
“Saya kak Bara.”
Ucap Ayunda Kirana sambil mengacungkan tanganya.
“Ayunda Kirana, silahkan maju kedepan, apa yang mau ditanyakan?”
Ucap Sena Saputra Sambara mempersilahkan.
“Kak, habis pengenalan lingkungan sekolah kenapa harus diadakan penampilan, apa tujuanya, mungkin itu saja terimakasih.”
Banyak siswa siswi yang menertawakan pertanyaan Ayunda Kirana, yang hanya di anggap receh itu, tapi bagi Sena Saputra Sambara tidak.
“Harap tenang semuanya. Kenapa tertawa? Justru bertanya itu lebih baik dari pada tersesat, dan pertanyaan Ayunda Kirana bagus kok, begini ya Yunda, kita para osis itu mengusulkan kegiatan semacam itu kepada kepala sekolah karena kita sekalian mencari bakat-bakat baru untuk diikutkan dalam perlombaan atau pentas-pentas yang nanti akan ada setiap tahunya, baik itu tahap kabupaten, kota, provinsi maupun nasional bahkan internasional, sudah jelas Ayunda Kirana?”
“Sudah kak, terimakasih.”
Jawab Ayunda Kirana singkat.
Sebenarnya Ayunda Kirana sudah menduga akan tujuan kegiatan itu, namun ia hanya ingin bercakap dengan sang pujaan hati walau didepan banyak orang.
Biarlah, saat ini ia mencinta dalam diam, ia yakin takdir akan indah suatu saat nanti.
Setelah pertanyaan Ayunda Kirana terjawab, Sena Saputra Sambara pun mempersilahkan lagi apa bila ada yang ingin bertanya.
Tapi tidak ada satupun, entah karena malu, atau memang karena tak ada.
“Karena sepertinya sudah tidak ada lagi yangbertanya , kak Bara akan memilih kelompok, tapi dari pada kelamaan kak Bara akan memilih sesuai barisan, bagi yang kelas 11, dan 12, silahkan nanti membantu adik-adiknya, atau bisa juga disini membantu persiapan acara pertunjukan nanti siang.”
Satu Baris ada 100 kursi, dan disitu ada 11 baris, Sena Saputra Sambara nampak senang, sebab sekolah tercintanya, tahun ini berhasil mendapat murid terbanyak lagi.
“Dengarkan baik-baik, name tag yang kemarin kalian sudah buat dirumah masing-masing wajib dipakai, kelompok barisan pertama nanti bersama kak Bara dan Mbak Astrit.”
Sena Saputra Sambara sebagai ketua osis pun turut Andil dalam kegiatan pengenalan sekolah itu, mengapa perlu? Karena jika tidak diadakan kegiatan pengenalan lingkungan sekolah, dikhawatirkan siswa tidak tahu ruangan demi ruangan, sebab SMA Karya Bangsa ada 3 lantai dan tanah seluas 15 hektar.
“Dan Kelompok terahir, kelompok 11 akan di pandu oleh Andra dan Defano, awas ya, jangan di ajak nyasar kealam gaib.”
Canda Sena Saputra Sambara.
Bagi sebagian banyak orang mungkin itu hanya candaan, namun Intan, Ayunda Kirana dan Karin mengerti, bahwa itu bukan hanya sekedar candaan.
Setelah usai pembagian kelompok mereka pun segera diarahkan oleh pemandu kelompok masing-masing untuk berkeliling sekolah itu.
Ayunda Kirana nampak senang, pasalnya ia berada di kelompok satu, meski tak bersama kedua sahabatnya, setidaknya disitu ada Sena Saputra Sambara.
Waktu menunjukan pukul 11.45, kegiatan pengenalan lingkungan sekolah itu telah usai.
Wajah-wajah lelah namun bahagia dari seluruh siswa-siswi baru jelas nampak, pasalnya mereka berhasil sekolah di SMA favorit itu, dengan vasilitas yang super lengkap.
“Nda, lo aja ya entar yang maju, gue malu ih.”
Ucap Intan tiba tiba.
“Buset dah lo, nggak setia kawan bener, gini aja dah tan, nanti kita tampil nyanyi aja, gue main piano sama vocalis, lo gitar, terus Karin bass, eh bentar, terus siapa yang mau main drum nya ya?”
“Gue aja.”
Ucap Sena Saputra Sambara antusias, namun berhasil mengejutkan mereka bertiga.
“Eh, kak Bara, ngagetin aja dah, emang boleh kita minta bantuan kakak kelas, selain itu kan kak Bara ketua osis juga kan?”
Tanya Ayunda Kirana, sejatinya ia senang, tapi pertanyaan itu hanya sebagai basa-basi saja.
“Boleh, kok, kan nggak sepenuhnya yang andil kakak kelas.”
Jawab Sena Saputra Sambara.”
“wha, gak kerasa udah chapter 30 aja nih, makasih bangett buat suport nya sejauh ini ya, tanpa gukungan pdm lovers semuanya pokonya penulis sama editor ngucapin banyak terimakasih deh, terus ikutin chapter-chapter selanjutnya ya, dan jangan lupa vote, like, komen, and share ya PDM lovers.
Continue to Next Chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
pangeran dalam mimpi.
RomantizmAyunda Kirana, sejak kecil selalu diperlakukan berbeda oleh keluarganya, sehingga harus menjalani kehidupan yang cukup keras, namun karena itulah dia bisa menjadi gadis yang tangguh, perangainya yang barbar, kocak namun baik hati, buatnya banyak me...