ketenangan

967 179 40
                                    


Saat banyaknya anggota Enigma yang mengerumuni mereka itu sama sekali tak menganggu pandangan dari Freya, dirinya hanya punya satu tujuan yaitu mengincar Mova.

"Bangsat!! Gak usah lari pengecut!" Teriak Freya melihat Mova berlari keluar.

Dirinya pun dengan cepat berdiri lalu mengejar Mova namun hadangan dari anggota Enigma sedikit menganggunya, tak ingin membuang waktu Freyana mengambil tongkat baseball lalu dengan tenaga yang dimiliki olehnya.

Freya mengayunkan tongkat itu kesembarang arah sembari dirinya mengikuti Mova,
"Mau kemana lo?" Teriak salah satu anggota Enigma.

Freyana dengan mata tajam miliknya itu kini menatap gadis yang menghalanginya lalu dengan cepat Freya mengayunkan tongkat itu ke kepala gadis itu yang langsung membuatnya pingsan.

"Gak usah halangin gue, kalo lo cuma kroco disini" ucap Freyana.

Lalu dirinya berjalan dengan langkah tegasnya mengayunkan tongkat baseball ke semua orang yang menghalanginya, bahkan baru tiga orang Freya menghajarnya.

Tongkat baseball itu sudah patah bisa bayangkan betapa kuat ayunan tangan Freya itu, dengan sorot mata tajamnya serta rahangnya yang sudah mengeras sedari tadi.

Dirinya perlahan membuka pintu itu yang ternyata itu adalah jalan menuju halaman belakang gedung itu, manik mata Freyana mendapati banyak orang berkerumun disana.

Dengan Mova yang duduk diatas kursi dengan mengangkat satu kaki, pemandangan itu jelas membuat emosi dari Freyana kembali memuncak.

"Maju lo sini!! Babi!!" Umpat Freya.

"Lo yang maju kalo bisa" balas Mova.

Freyana pun mulai melangkah namun hadangan dari anggota Enigma sangat mengganggu baginya, dirinya pun melawan mereka agar nanti tidak ada yang mengganggu duel mereka.

Dengan nafas menderu serta rahang yang Freya gertakan Freya dengan kasar mengayunkan tongkat baseball yang sudah patah setengah itu, satu persatu anggota Enigma itu tumbang.

Mereka bahkan tak mampu untuk melawan Freyana yang hanya seorang diri itu, tongkat baseball itu akhirnya lepas dari tangannya membuat Freyana kini hanya menggunakan tangan kosong.

"Mati lo!!" Gumam Freyana mencengkram leher seorang gadis.

Pikiran Freyana kali ini hanya satu Mova dia harus bisa untuk membalas semua kelakuan Mova, gadis yang dicengkram lehernya itu sudah melemas namun bukannya melepas Freyana malah tertawa jahat kepadanya.

"Kenapa masih nahan, udah mending mati aja daripada sesak nafas kek gitu!" ucapnya.

Melihat gadis itu sudah pingsan Freyana membanting gadis itu keantara bebatuan menyebabkan dahi dari gadis itu mengucur darah, tak berhenti disitu saat ada yang kembali menyerang Freyana menangkap gadis lainnya lalu menyengkram kakinya.

Gadis itu sudah sekuat tenaga melepas kakinya yang dicengkram oleh Freyana namun sayang tenaga Freya lebih besar darinya, Freyana melirik kewajah gadis itu sambil menyeringai membuat gadis yang dilirik malah ketakutan.

"Hahahaha" tawa vilain Freyana.

Lalu Freya pun sedikit mengangkat kaki gadis itu sebelum akhirnya ia benturkan pada kakinya, membuat kaki dari sang gadis itu patah.

"Aaaaaaaaa!!!!!!" Teriak gadis itu kesakitan memegangi kakinya.

Namun Freya tak berhenti disitu dirinya mendorong tubuh gadis itu yang sedang memegangi kakinya, lalu mengambil tongkat baseball yang terlepas dari tangannya.

Ksatrya Girl 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang