Aletha 2.0

1.1K 207 69
                                    

Keesokan harinya saat Freyana sedang berangkat menuju sekolah tercintanya tiba tiba saja Christi menghadangnya, dengan bersandar ditembok rumah serta lirikan tajamnya kepada Freyana.

Membuat Freya sendiri mengepalkan tangannya dengan menarap Christi dengan mata tajam miliknya,
"Mau gue bantai disini?" Ucap Freyana dengan penuh emosi.

Christi terkekeh lalu mendekat pada Freyana yang merupakan keponakan dari murid legend Sma Angkasa itu,
"Jangan sok kuat!! Gue kasih pilihan kepada lo saat ini" ucap Christi sambil memutari Freyana.

Dengan nafas yang mulai menderu serta ingatan saat Shani dibuat kewalahan oleh gadis ini membuat emosi Freya naik,

"Apa mau lo? Mau buat gue menyerah? Cih!! Gak mungkin" ucap Freyana meledek.

Christi pun terkekeh lalu mengeluarkan dua ponsel dari tas kecil miliknya itu dengan mengeraskan volume dari kedua ponsel itu, Freyana semakin membara mendengar suara dari ponsel yang dikeluarkan oleh Christi.

"Chacha? Jeci?" Gumam Freyana.

BUGH

dengan tiba tiba Freyana langsung meninju perut Christi lalu mencengkram lehernya emosi yang tertahan sedari tadi pun lepas.

"APA MAKSUD LO!!" hardik Freya.

"JAWABB!!"

Christi menyeringai ternyata keponakan dari orang yang pernah bersamanya ini sangat mirip meski bukan dari muka, namun emosi dan juga gertakan darinya memang benar benar mirip.

"Suara diponsel tadi itu dari Jessi dan Marsha, keduanya disekap digudang yang berbeda....."

Freyana mengeraskan cengkramannya membuat Christi sedikit tercekat,

".....dengerin dulu!! Lo boleh selamatin mereka sekarang, tapi itu jika waktu lo cukup buat nyelamatin keduanya" ucap Christi.

Freyana mengerutkan dahinya mendengar itu lalu melepas cengkramannya dari leher Christi,
"Kalo urusan lo ama gue!! Sini duel kita, gausah bawa bawa mereka PECUNDANG!!" ucap Freya dengan nada tegasnya.

"Kedua orang itu saat ini sedang ditemani oleh sebuah bom, dan waktunya hanya dua menit sebelum meledak...." Ucapnya sambil mengeluarkan remote untuk mengatur waktu bom itu.

Freyana mengeraskan rahangnya

"......digedung 20 dan 27 keduanya berada, Marsha dan Jessi? Siapa yang akan dipilih Freyana saat ini?" Tanyanya sambil menekan tombol itu.

Jauh didalam lubuk hatinya saat ini Freyana sedang dilanda perang batin kedua gadis ini adalah sosok penting dalam hidupnya, walaupun Freya baru mengenal Jessi baru baru ini namun entah kenapa pelukan Jessi terlalu nyaman untuknya.

Gue gak mau kehilangan pelukan itu, tapi gue juga harus selamatin Chacha saat ini.

Christi menepuk pundak Freyana sambil memperlihatkan menit yang terus berjalan ditimer yang dipegang oleh Christi.

Freyana dengan sontak berlari dengan banyak kebimbangan dipikiran dan juga hatinya saat ini, waktu dua menit sungguh bukan waktu yang banyak.

Jadi bagaimana bisa Freya menyelamatkan keduanya secara sekaligus bahkan jika ia meminta bantuan pun, pasti hanya akan sia sia malah Freya bisa kehilangan kedua bidadarinya itu.

"Masa bodoh!! Apa mau Christi itu sebenarnya?" Gerutu Freya.

Freyana terus berlari bak Aletha yang jika sudah fokus terhadap suatu hal maka kecepatan berlarinya meningkat, sorot mata tajamnya hanya ia fokuskan untuk angka 20 saja.

Ksatrya Girl 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang